Wisuda Universitas Pasundan Bandung gelombang I Tahun 2019-2020 yang berlangsung hari Sabtu 2 November 2019 agak lain dari biasanya, sebab diselenggarakan dalam dua gelombang: pagi-pagi dan siang. Hal ini dilakukan mengingat jumlah pesertanya yang membludak hingga mencapai 2.435 orang.
Secara resmi acara dibuka oleh Ketua Senat Unpas yang juga sebagai Ketum PB Paguyuban Pasundan, Prof. D. H.M. Didi Turmudzi, M.Si. Pada kesempatan itu, hadir Kepala LLDikti Wilayah Jabar dan Banten Prof. Dr. H. Uman Suherman, M.Pd, hadir pula Ketua YPT Pasundan, Dr. H. Makbul Mansyur, M.Si., Pimpinan YPDM Pasundan, pimpinan STIE Pasundan, STKIP Pasundan Cimahi, STH Pasundan Sukabumi, Pengurus IKA Unpas, pengurus IIKU, dan sejumlah undangan.
Untuk lulusan S-1, kesempatan pagi hari diberikan kepada FISIP (649 orang) dan Fakultas Teknik (447 orang). Sedangkan untuk magister dan doktor meliputi Magister Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik (32 orang), Magister Manajemen ( 48 orang), Magister Teknik dan Manajemen Industri (10 orang), Magister Ilmu Hukum (24 orang), Magister Teknologi Industri Pangan (2 orang), Magister Pendidikan Matematika (21 orang), Magister Teknik Mesin (2 orang), Magister Ilmu Komunikasi (10 orang), Magister Pendidikan Bahasa Indonesia (15 orang), Doktor Ilmu Manajemen (25 orang), Doktor Ilmu Sosial (6 orang), dan Doktor Ilmu Hukum (8 orang).
Demikian yang tertera pada SK Rektor Unpas yang dibacakan oleh Ketua Panitia yang juga sebagai Warek I Unpas, Prof. Dr. H. Jaja Suteja, SE, M.Si., CFRM, DBA. Sedangkan yang mengikuti wisuda pada siang harinya meliputi Fakultas Hukum (145 orang), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (399 orang), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( 499 orang), dan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (93 orang).
Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M.Si, M.Kom., dalam pidatonya mengemukakan, wisuda kali ini dilaksanakan saat Unpas berusia 59 tahun. Dalam rentang selama itu, Unpas sebagai lembaga pendidikan tinggi telah banyak meraih prestasi. Rektor menyampaikan rasa syukur sehubungan dengan keberhasilan Unpas dalam mengikuti akreditasi institusi dengan memperoleh nilai A. Dari sekitar 470-an PTS yang di wilayah Jabar dan Banten, yang sudah memperoleh nilai A baru ada lima PTS, dan salah satunya Unpas.
“Tapi, jangan merasa cukup, dan jangan berhenti sampai di sini. Masih ada mimpi-mimpi kami lainnya, di antaranya akreditasi untuk tingkat internasional,” lanjut Prof. Eddy Jusuf.
Hingga saat ini, pada usianya yang ke-59, Unpas telah membentuk lembaga verifikasi, serta telah meluluskan 32 asesor yang akan memberikan sertifikat kompetensi bagi para lulusan Unpas dan perguruan tinggi lain yang belum memiliki asesor.
Prof. Eddy Jusuf menyampaikan ucapan selamat kepada semua lulusan yang telah berhasil mengikuti pendidikan di Unpas. “Prosesi wisuda merupakan suatu peristiwa yang cukup penting dan berkesan dalam perjalanan hidup para wisudawan-wisudawati. Hal ini merupakan bukti adanya kesungguhan dan perjuangan para wisudawan-wisudawati dalam memberikan makna penting bagi para orang tua maupun para wisudawan-wisudawati sendiri,” katanya.
Selanjutnya dikatakan bahwa wisuda bukanlah merupakan akhir dari sebuah perjuangan, melainkan justru merupakan awal dalam menghadapi pencarian realitas hidup yang sebenarnya dan membuktikan dirinya sebagai lulusan yang mampu mengamalkan ilmunya untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Diakui oleh Rektor Unpas, menyelesaikan studi di Unpas bukanlah pekerjaan mudah, sebab memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit, baik materi maupun non materi. “Meskipun demikian, perjuangan yang sesungguhnya adalah bagaimana menghadapi kehidupan dengan segala dinamika dan tantangannya setelah diwisuda hari ini,” lanjutnya.
Harus diakui bahwa keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan terletak pada kualitas SDM yang unggul. Oleh karena itu, pembangunan manusia harus merupakan ujung tombak strategi pembangunan berkelanjutan. Mengingat kunci pembangunan manusia pada era Ekonomi Berbasis Pengetahuan (Knowledge Based Economic) adalah pendidikan, maka pendidikan sebagai suatu keharusan investasi jangka panjang, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki jati diri, nilai luhur, serta budaya bangsa yang produktif dan kompetitif.
Pendidikian tinggi dan riset teknologi diarahkan untuk meningkatkan daya saing sehingga mampu menghasilkan iptek, seni dan budaya untuk kemandirian.
Pengembangan keunggulan diarahkan pada bidang-bidang yang relevan terhadap kepentingan masyarakat dan bangsa. Khususnya yang dapat memberikan nilai tambah pada hasil sumber daya alam secara berkelanjutan, serta mengurangi ketergantungan pada pihak luar.
”Tantangan tersebut hendaknya dijadikan sebagai tolok ukur bahwa dengan keberhasilan Saudara-saudara menempuh pendidikan di Unpas ini belum cukup untuk menghadapi dinamika dan tantangan hidup di masyarakat yang cukup kompetitif,” ucap Rektor Unpas. “Oleh karena itu kami berharap, Saudara-saudara dapar terus menimba ilmu dan mengembangkan diri untuk menghadapi kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat.”
Sebagai kata terakhir, Rektor Unpas menyampaikan terima kasih kepada para orang tua yang telah mempercayai Unpas sebagai tempat menimba ilmu. “Hari ini, kami serahkan kembali putra-putri terbaik Indonesia kepada orang tua, masyarakat, dan bangsa. Kepada segenap wisudawan-wisudawati, kami berharap bahwa Saudara-saudara tetap memelihara silaturahmi dengan almamater.”
Hal senada disampaikan pula oleh Ketua YPT Pasundan Dr. H. Makbul Mansyur, M.Si bahwa prestasi Unpas kini bertambah lagi yang semenjak 23 Agustus 2019 telah resmi membuka fakultas baru, yaitu Fakultas Kedokteran. Saat itu juga ada 87 pendaftar, namun yang diterima hanya 50 orang saja.
“Pada saat PTS lain banyak yang mengalami terpaan, bahkan sudah ada yang gulung tikar, namun alhamdulillah, Unpas masih mendapat kepercayaan dari masyarakat. Itu tidak lain karena prestasi yang diraih selama ini,” ucap Makbul Mansyur, seraya menyampaikan ucapan terima kasih, baik kepada Ketum Paguyuban Pasundan maupun Rektor Unpas.
Dikatakannya pula, hadirnya PTS asing di tanah air kita, demikian pula dosen dan guru besar asing, merupakan tantangan yang mesti dihadapi oleh Unpas.
Ketua YPT mengajak para lulusan untuk tetap memelihara nilai-nilai kebersamaan, menjaga nilai-nilai budaya, serta jangan sampai terjerumus serta menjadi penyebar hoax. Ketum Paguyuban Pasundan dalam sambutannya menegaskan agar lulusan Unpas menjadi kebanggaan almamater. Dikatakan Prof. Didi Turmudzi, “Sandanglah gelar yang telah Saudara-saudara peroleh dengan dada tegak dan dagu terangkat, walaupun IPK yang diperoleh hanya pas-pasan saja.”
Yang memperoleh IPK tinggi atau pas-pasan, toh prosesnya sama saja. “Siapapun Saudara pada saat masih kuliah, apakah sebagai bintang lapangan atau hanya menjadi figuran, yang lulus dengan cara jujur atau hasil menyontek yang tidak ketahuan, pada hari ini telah diampuni Rektor Unpas,” ucapnya lagi.
Prof. Didi tetap merasa bangga terhadap mereka yang memperoleh IPK pas-pasan, sebab biasanya yang bersangkutan nantinya akan memiliki kemampuan komunikasi yang tinggi, serta membangun jaringan kerja yang luas. Adapun bagi yang ber-IPK bagus, sama juga merasa bangga, karena jumlahnya tidak banyak.
“Lulusan Unpas, insya Allah, tidak akan menjadi beban pemerintah atau masyarakat, melainkan akan menjadi solusi,” ucapnya lagi.
Tentang pelaksanaan wisuda dibagi menjadi dua gelombang, disinggung pula oleh Ketum Paguyuban Pasundan dengan permohonan maafnya. Dinyatakan pula rasa bangganya kepada semua lulusan yang telah memilih
Unpas sebagai tempat pendidikan. Unpas yang kini berada di papan atas. Dari sekitar 4.700 PTN dan PTS di Indonesia, Unpas berada pada posisi ke-19. Dan satu tingkat di atas Unpas, posisinya ditempati Unpad. Baik Unpad maupun Unpas, kalau dilihat dari sejarahnya, toh ada keterlibatan orang yang sama. Panitia yang mendirikan Unpad dipimpin oleh R. Suradiraja yang saat itu menjadi Ketum Paguyuban Pasundan. Tiga tahun kemudian, Paguyuban Pasundan mendirikan Unpas.
Ketua Lembaga Layanan (LL) Dikti wilayah Jabar-Banten, Prof. Dr. Uman Suherman, M.Pd. yang menghadiri wisuda gelombang kedua menyampaikan rasa syukur karena wisuda Unpas berjalan lancar. Dikatakannya pula bahwa Unpas sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi yang memiliki keunggulan dalam tata kelola.
“Saya tegaskan di sini, dengan telah berubahnya nama dari Kopertis menjadi LL Dikti, maka sekarang sudah tidak ada lagi pembeda antara perguruan tinggi yang berstatus negeri dan swasta. Yang ada sekarang adalah perguruan tinggi berkualitas, dan yang tidak berkualitas,” ucapnya.
Prof. Uman sangat memahami jika wisuda dianggap peristiwa penting. Namun hal itu bukan untuk menentukan segalanya. Justru yang penting itu adalah hari-hari setelah wisuda, yaitu bagaimana saat berkiprah di masyarakat, apakah mampu berkolaborasi dengan warga masyarakat lainnya atau tidak. Menurut pendapatnya, ciri terpenting bagi lulusan itu tidak terletak pada toga, melainkan pada cara berpikir yang mencerminkan sebagai orang yang memiliki keilmuan.
Prof. Uman berpesan agar para lulusan menghormati orang tua, dan jangan sampai lupa berdo’a. “Siapapun kita, dan jadi setinggi apapun kita, itu yang terutama karena ada jasa dan do’a dari orang tua kita,” katanya.
Dari peserta wisuda, yang tampil menyampaikan sambutan adalah Nawawi Pomolango yang lulus dari Magister Ilmu Hukum. Ia kini menjadi salah satu komisioner KPK terpilih, dan sebelumnya pernah menjabat Hakim Tipikor. Setelah menyampaikan ucapan terima kasih kepada pimpinan Unpas dan para dosen, Nawawi mengajak para lulusan untuk menjunjung tinggi kehormatan almamater, serta mengembangkan semangat kebersamaan.
Selanjutnya ditampilkan pula kreasi seni garapan Lingkung Seni Mahasiswa (Lisma) Unpas dengan arahan Rosikin Wikandia, S.Sn., M.Sn., dengan judul “Mugia Mulus Ngalengkah dina Jalan Kahirupan”.*** (TS)