BANDUNG, unpas.ac.id – Bukan kali pertama keunikan dan keragaman budaya Indonesia mengundang rasa ingin tahu warga negara asing.
Gamelan jadi satu dari sekian banyak kebudayaan Indonesia yang menawarkan pesona tersendiri dan mampu mencuri perhatian warga negara asing untuk mendalami alat musik tradisional ini.
Dua guru sekolah musik asal Kanada misalnya. Pekan lalu, Selasa (28/6/2022), mereka sengaja datang ke Kampus IV Universitas Pasundan, Jalan Dr. Setiabudhi No 193, Bandung untuk mempelajari gamelan.
Keduanya merupakan rekan Dekan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) Unpas Dr. Hj. Senny Suzanna Alwasilah, M.Pd.
“Mereka punya studio musik sendiri, jadi murid-muridnya datang ke sana untuk belajar, baik secara privat atau kelompok. Tapi mereka sesekali mengajar di sekolah dan mengisi workshop,” jelas Dekan.
Menariknya, hanya dalam waktu 2 jam, mereka bisa menguasai dasar-dasar gamelan lewat arahan dan panduan dosen prodi Seni Musik FISS Unpas, Rosikin WK., M.Sn.
Di Bandung, mereka menetap selama 2 hari untuk berlatih karawitan Sunda. Selain diajarkan dasar-dasar gamelan, mereka juga diperkenalkan dengan karawitan Sunda.
“Saya memberikan 2 materi, 2 lagu, dan 2 partitur (catrik dan kulu-kulu) yang bisa digunakan untuk mengiringi ribuan lagu,” terang Rosikin.
Meski belum menjangkau seluruh alat musik, namun keduanya terlihat sangat antusias saat memainkan seperangkat gamelan Sunda.
“Main gamelan Sunda kan butuh keuletan dan ketekunan, jadi mereka betul-betul memaksimalkan waktu. Responsnya bagus, apalagi latar belakangnya guru musik, setidaknya mereka sudah mengenal ritmik,” tambahnya.
Sebelum pandemi, lanjut dia, banyak mahasiswa asing Unpas yang lihai bermain gamelan. Mereka bahkan pernah tampil di berbagai pertunjukan,
“Mengingat tingkat kerumitan dan butuh waktu lama sampai benar-benar mahir, kadang tidak sedikit yang menyerah belajar gamelan. Saya apresiasi semangat mereka, mudah-mudahan bisa memperkenalkan alat musik tradisional Sunda di negara asalnya,” harapnya. (Reta)**