BANDUNG, unpas.ac.id – Sudah lebih dari setahun, Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Selama itu pula ribuan orang meninggal dunia dan menyisakan duka mendalam bagi keluarga maupun masyarakat luas.
Serangan Covid-19 tak mengenal usia, gender, maupun status. Seluruh kalangan tak luput dari potensi paparan virus ini.
Sivitas akademika Universitas Pasundan yang pernah terinfeksi Covid-19, Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Syiar Islam (LPPSI), Dr. H. Tata Sukayat, M.Ag, membagikan ceritanya. Mulai dari awal terpapar hingga upaya untuk sembuh.
Positif Covid-19 Saat Tengah Gejala Tifus
Tidak diceritakan kapan tepatnya ia positif Covid-19, namun ia menduga terinfeksi di salah satu kegiatan pengajian. Kebetulan, kondisi tubuhnya memang tengah drop dan bergejala tifus.
“Saat itu, aktivitas pelayanan publik tidak memungkinkan buat dihentikan, dan saya mengira terkena di sebuah titik pengajian, walaupun prokes sudah diberlakukan dengan ketat. Dari situ, saya merasakan demam begitu tinggi, badan menggigil, batuk, dan sesak napas yang sangat menyiksa,” katanya, Jumat (2/7/2021).
Begitu mengalami gejala serupa Covid-19, ia memutuskan untuk tes PCR dan sesuai dugaan, hasilnya positif. Ketika mengetahui dirinya positif, ia langsung mengambil langkah sigap untuk menjalani isolasi mandiri.
Negatif Setelah 3 Hari
Meski psikisnya terpukul, fisik melemah, nafsu makan berkurang, dan ventilator tidak membantu mengurangi sesak, tetapi ia berusaha tenang sembari mengikuti anjuran dokter. Selama isoman, ia rutin mengonsumsi vitamin, minyak ikan, obat yang diresepkan dokter, dan dikombinasikan dengan pengobatan herbal.
“Saya berusaha memperketat isoman, tidak bersentuhan dengan keluarga, makan dipaksakan, dan tentunya sambil bermuhasabah. Terpenting, empat aspek yaitu biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual harus saling berimbang,” tuturnya.
Dari sisi biologis, untuk mempercepat penyembuhan, ia mengatakan pentingnya olahraga ringan, makan minum secara teratur, serta konsumsi vitamin, obat, dan produk herbal. Sedangkan psikologis, kejiwaan harus tetap tenang dan tabah.
“Secara sosiologis, saya menjaga dan memproteksi diri, jadi sementara tidak bergaul dengan siapapun. Untuk spiritualnya, saya menguatkan doa, berzikir, dan bermunajat. Alhamdulillah, berkat kombinasi keempatnya, setelah tiga hari saya sudah bisa sembuh dan negatif,” lanjutnya.
Didukung Keluarga dan Kolega Selama Isolasi Mandiri
Ia bisa cepat pulih salah satunya karena keluarga dan kolega di Unpas terus memberikan support, peduli, dan meyakinkan bahwa dirinya akan segera sembuh. Ditambah, sepanjang isoman, ia menghindari berita dan informasi yang sekiranya bisa membuat kondisinya semakin down.
“Keluarga maupun kerabat di Unpas Alhamdulillah banyak yang peduli, bahkan sampai mengirimkan vitamin, menanyakan perkembangan, dan mendoakan kesembuhan saya. Satgas Covid-19 yang telah dibentuk juga betul-betul menjalankan fungsinya,” ujarnya.
Efek Long Covid dan Upaya Menanganinya
Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Unpas dr. Trias Nugrahadi, Sp.KN (K) menyampaikan, beberapa penyintas masih bisa merasakan sejumlah efek setelah pulih dari Covid-19, seperti mudah lelah, sakit kepala, nyeri otot, mual, gangguan mental, hingga sulit tidur. Berikut upaya yang dapat dilakukan:
1. Gejala tersebut bisa terjadi, baik bagi yang memiliki komorbid maupun orang tanpa gejala. Apabila efek memanjang, segera kontrol dan konsultasi ke dokter secara berkala.
2. Jika ada efek sesak napas, lakukan prone position untuk memperbaiki ventilasi pernapasan agar oksigen yang masuk ke tubuh lebih banyak. Bagi yang muslim, cukup dengan sujud saat salat.
3. Suara yang serak dapat dipancing dengan membiasakan bernyanyi atau membaca Alquran.
4. Biasakan makan dan minunm dalam posisi tegak jika ada gangguan menelan.
5. Olahraga ringan, makan makanan bergizi, tidur cukup, menerapkan pola hidup sehat, menjalankan 5M, 3T, dan vaksinasi.
Ia menekankan, penyintas Covid-19 memiliki kemungkinan untuk terinfeksi kembali. Hal ini disebabkan terbentuknya imunitas atau kekebalan alami di tubuh manusia berbeda-beda. Oleh karena itu, langkah-langkah di atas dapat diterapkan untuk memperkuat penjagaan tubuh. (Reta)*