BANDUNG, unpas.ac.id – Hampir dua tahun, pandemi Covid-19 menghambat bahkan melumpuhkan berbagai sektor kehidupan. Namun, bagi insan muda yang gemar menghadapi tantangan, pandemi bukanlah hambatan untuk tetap produktif dan menghasilkan karya.
Alumni Fakultas Hukum (FH) Universitas Pasundan, Yudistya Putra Denis misalnya. Dengan dukungan teknologi, kondisi pandemi mendorongnya untuk beradaptasi dan tertantang untuk menjadi pribadi yang lebih inovatif.
“Pandemi Covid-19 sedikitnya membawa dampak positif. Dengan segala keterbatasan, masyarakat dituntut untuk mengasah kreativitasnya dan mumpuni dalam mengembangkan potensi yang ada,” katanya, Jumat (15/10/2021).
Meski sudah lulus, Yudis masih aktif melakukan penelitian tentang korporasi dan korupsi bersama dosen FH Unpas. Di samping mengimplementasikan ilmu yang ia serap di bangku kuliah, ia berharap hasil penelitiannya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Selama kuliah, Yudis memang tercatat sebagai mahasiswa berprestasi. Ia merupakan awardee Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (BPPA) Kemenristekdikti 2019 dan Beasiswa Prestasi Akademik FH Unpas 2021. Selain itu, ia juga beberapa kali terlibat dalam helatan internasional.
“Saya pernah mengikuti Regional Clinical Legal Education Mock Trial 2018 di Chiang Mai, Thailand, Lead Speaker di Global Alliance Justice for Education (GAJE) 2019, dan Speaker di International Student Conference “Gender Based Violence” by Nelson Mandela University,” ujarnya.
Kesibukan dan aktivitas yang tengah ia jalani tak lain merupakan upaya mewujudkan cita-citanya sebagai hakim. Sembari menunggu capaian tersebut, Yudis juga mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) 2021 dan merintis bisnis.
Manfaatkan peluang, jajal bisnis food and beverages
Tak hanya berkutat dengan penelitian, baru-baru ini Yudis juga merintis bisnis di bidang food and beverages, menyuplai bahan baku untuk kebutuhan restoran, hotel, dan kafe. Ia melihat, bisnis supplier cukup menjanjikan jika dijalankan dengan sungguh-sungguh.
“Walaupun baru berjalan satu bulan, saya harap nantinya bisnis ini menjadi lapangan kerja baru. Mendirikan bisnis bukan soal keuntungan semata, tapi lebih dari itu menciptakan lapangan kerja dan membantu perekonomian masyarakat,” lanjutnya.
Menurutnya, inspirasi di tengah pandemi bisa didapatkan dari mana saja. Semua kembali pada kemauan dan tekad masing-masing, serta kemampuan memanfaatkan peluang.
“Kita hidup di era serba digital, masyarakat bisa mencari informasi dan inspirasi dari bermacam-macam platform. Manfaatkan video-video di YouTube, tayangan televisi, atau konten-konten menarik di TikTok,” jelasnya.
Pandemi jadi ajang aktualisasi diri
Saat ini, untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah, seseorang tidak perlu lagi keluar rumah, karena media sosial menawarkan peluang besar bagi individu yang kreatif.
“Banyak kegiatan bermanfaat yang bisa kita jajal, misalnya menekuni olahraga, menulis jurnal nasional untuk menambah pustaka karya tulis, atau mengikuti webinar. Intinya isi pandemi dengan hal-hal positif,” papar Yudis.
Hampir semua lini kehidupan bisa dilakukan melalui media online tanpa harus beranjak dari rumah. Di satu sisi, pandemi membatasi ruang gerak manusia. Di sisi lain, pandemi ‘memaksa’ orang untuk lebih kreatif, solutif, dan inovatif.
“Terus berjuang dan semangat menggapai cita-cita. Jadikan pandemi sebagai ajang aktualisasi diri. Meraih impian tidak cukup dengan nekat, tapi juga tekad yang bulat tanpa mengenal lelah,” pungkasnya. (Reta)*