BANDUNG, unpas.ac.id – Torehan prestasi di era pandemi kembali dipersembahkan mahasiswa Universitas Pasundan. Kali ini, tim ‘Sun Tech’ besutan mahasiswa Teknik Informatika berhasil meraih gelar juara nasional Business Model Canvas (BMC) Competition di Universitas Syiah Kuala, Aceh.
Kompetisi tingkat nasional ini bertema ‘Menciptakan Usaha Milenial Kreatif Melalui Metode BMC’. Tim Sun Tech yang beranggotakan Reyhan Rasyid Zidan, Drajat Cahya Diningrat, dan Kasyfi Adhadini mesti bersaing dengan 107 kelompok dari 60 perguruan tinggi.
BMC merupakan kerangka yang membahas model bisnis dalam bentuk sketsa, sehingga lebih mudah dipahami. BMC harus memuat 9 elemen fundamental bisnis yang disebut blok. Karena berbentuk kerangka, BMC sekilas tampak seperti garis besar, namun bahasannya sudah komprehensif.
Sembilan elemen tersebut meliputi segmentasi konsumen, proporsi nilai konsumen, sarana pemasaran, sumber pendapatan, sumber daya, hubungan konsumen, aktivitas yang dijalankan, partner, dan struktur pembiayaan bisnis.
“Selain mengirim poster BMC, kami juga diminta membuat modul yang merincikan BMC tersebut. Adapun produk yang kami ajukan yaitu Augmented Reality (AR) Hardware Learning,” jelas salah satu anggota Sun Tech, Reyhan Rasyid Zidan.
AR Hardware Learning yakni sebuah aplikasi yang menyediakan layanan untuk mempelajari perangkat keras dari berbagai tipe devices, seperti smartphone, PC, maupun laptop dalam bentuk augmented reality.
“Misalnya seseorang ingin belajar hardware yang digunakan di laptop Lenovo Legion Y530. Teknologi AR akan menggabungkan secara real-time konten digital yang dibuat oleh komputer dengan dunia nyata. Nantinya, aplikasi ini bakal memperlihatkan apa saja hardware yang digunakan, berikut penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangannya,” sambungnya.
Reyhan menjelaskan, aktivitas yang terdapat pada AR Hardware Learning terbagi menjadi dua macam, yaitu free access for learning (tidak dipungut biaya dan akses dibatasi) dan payment for learning (berbayar dan bebas akses).
Meski dihadapkan dengan kesibukan dan keterbatasan persiapan, namun hasil yang diperoleh justru di luar ekspektasi. Tim Sun Tech memanfaatkan waktu semaksimal mungkin sembari menjalankan kegiatan MBKM, rutinitas kuliah, dan mengerjakan proyek.
“Kami mendaftar di detik-detik terakhir, karena harus membuat video pembukaan untuk mendukung presentasi, modelling 3D dari salah satu laptop sebagai gambaran bagi juri, dan prototype aplikasinya. Alhamdulillah, AR Hardware Learning membawa kami pada babak 57 besar, dilanjut ke final yang menyisakan 10 tim,” ujarnya.
Saat presentasi di babak final, tim Sun Tech menekankan sepenuhnya ke penggambaran produk dengan menampilkan video, gambar, dan penjelasan serinci mungkin guna membantu audience memahami aplikasi yang dibangun beserta peluang pasarnya.
“Ke depannya, kami berharap bisa lebih banyak mengembangkan diri, bukan hanya melalui lomba, tapi lewat kegiatan apapun. Suatu saat, kami ingin membuat produk orisinal sendiri dan apabila tercapai, semoga kami dapat mengharumkan nama Unpas,” pungkasnya. (Reta)*