Elfina, mahasiswa Prodi Kesejahteraan Sosial FISIP Unpas di Wolrd Bank, Washington DC, Amerika Serikat.*
Elfina Marchantia Karima, mahasiswa program studi Hubungan Internasional FISIP Unpas mendapat undangan kehormatan dari World Bank. Dia terpilih sebagai 6 dari 10 besar peserta World Bank Youth Summit 2017 Competition on Technology & Innovation For Impact yang berlangsung 4-5 Desember 2017 di kantor Pusat World Bank Group di Washington DC, Amerika Serikat.
Elfina menerima surat pemberitahuan dari Claudia Garavini, Competition Lead, Youth Summit 2017 Organizing Committee The World Bank Group tertanggal 9 November 2017 bahwa ia terpilih sebagai mahasiswa peserta kompetisi tingkat internasional itu. Dia terbang ke Washington atas biaya World Bank karena proposalnya dinilai original.
Claudia Garavini menjelaskan, mahasiswa Elfina Marchantia Karima adalah salah satu dari 500 mahasiswa yang berasal dari lebih dari 100 negara yang mengirimkan proposal untuk kompetisi itu. Setelah melalui seleksi yang ketat, akhirnya Elfina terpilih sebagai 6 dari 10 finalis.
Menurut keterangan Ketua Program Studi Hubungan Internasional FISIP Unpas, Dr. Ade Priangani, M.Si, mahasiswa Elfina membuat proposal tentang BACA (Belajar Bahasa Cara Asik) dalam bahasa Inggris yaitu program belajar bahasa Inggris untuk anak-anak muda di perdesaan.
Di dalam proposalnya, Elfina menjelaskan, program BACA diharapkan dapat memperbaiki kehidupan anak muda perdesaan di Indonesia dalam beberapa aspek, seperti sosial dan ekonomi. Dengan melengkapi pemuda perdesaan dengan salah satu keterampilan paling penting abad ke-21 yakni kemampuan bahasa Inggris dan mengekspos mereka ke berbagai kesempatan kerja, Elfina percaya bahwa hal itu akan meningkatkan daya saing kaum muda desa di pasar kerja. Hal ini pada akhirnya akan mengarah pada kemakmuran ekonomi yang diharapkan akan memberantas kemiskinan di daerah perdesaan.
Tidak hanya itu, melalui proposalnya Elfina percaya bahwa program ini berpotensi besar untuk direplikasi dan ditingkatkan di seluruh Indonesia, ASEAN, atau bahkan dunia. Ini benar-benar menjadi titik kritis pemberantasan kemiskinan dan kesenjangan ekstrim perdesaan dengan perkotaan. Ia juga percaya bahwa program ini akan berkelanjutan dan
bertambah besar karena akan diadakan penilaian rutin untuk mengevaluasi dampak program ini. Penilaian dilakukan bersama dengan tim, peserta, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat pada pertemuan bulanan. ***