BANDUNG, unpas.ac.id – Fakultas Teknik Universitas Pasundan (FT Unpas) terus meningkatkan kualitasnya guna mengejar delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menjadi landasan transformasi perguruan tinggi. IKU ditetapkan untuk mencapai kemajuan yang pesat sebagaimana rencana strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), serta kebijakan Kampus Merdeka.
Terkait hal tersebut, FT Unpas menetapkan strategi 4S 1M agar peningkatan IKU dapat berjalan maksimal. Dekan FT Unpas, Dr. Ir. Yusman Taufik, MP. mengatakan, strategi 4S 1M merupakan singkatan dari Sensasi, Sasamina, Satekar, Selikur, dan Mawapres.
“Sensasi adalah satu prodi satu publikasi. Sasamina, satu prodi mitra nasional dan internasional. Satekar, seluruh tenaga pendidik dan kependidikan berkarya. Selikur, seluruh prodi lincah kurikulum. Sedangkan Mawapres, mahasiswa dan alumni berprestasi,” jelasnya di Kampus IV Unpas, Jalan Dr. Setiabudhi No 193, Bandung, Jumat (9/4/2021).
Dengan dibuatnya strategi 4S 1M diharapkan dapat mendorong peningkatan IKU di lingkungan FT Unpas. Adapun indikator yang hendak dicapai dari strategi tersebut di antaranya, lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus, dan praktisi mengajar di dalam kampus.
“Empat indikator lain yaitu hasil kerja dosen dapat digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi internasional, program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia, kelas yang kolaboratif dan partisipatif, serta program studi berstandar internasional,” lanjutnya.
Dekan menambahkan, selain menggencarkan strategi 4S 1M untuk mencapai IKU, enam prodi di FT Unpas juga terus mengoptimalkan kinerjanya. Prodi Teknologi Pangan (TP) saat ini tengah menunggu hasil sertifikasi laboratorium dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Hasil sertifikasi rencananya akan keluar pada pertengahan atau akhir April. Nantinya, hasil uji yang dikeluarkan dari laboratorium TP dapat digunakan untuk pengurusan Usaha Kecil Menengah (UKM) seperti Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), Makanan Dalam (MD), dan sebagainya.
“Sertifikasi ini mengarah pada aspek analisis. Jadi, analisis yang dilakukan di laboratorium TP sudah memenuhi sertifikasi. Selama ini hanya analisis saja, tapi belum ada sertifikat dari KAN,” kata Dekan.
Prodi TP juga sedang membuat produk fungsional, seperti pengembangan beras analog dari singkong dan umbi porang atau iles-iles. Selain itu, prodi Teknik Industri sedang menunggu sertifikasi Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).
“Teknik Informatika lebih banyak ke aspek digital dan pembuatan software. Di Teknik Lingkungan sedang konsen mengolah limbah rumah tangga yang menumpuk saat pandemi. Sedangkan, prodi Perencanaan Wilayah dan Kota fokus dengan aspek ketataruangan,” paparnya.
Sementara itu, prodi Teknik Mesin tengah mengembangkan kembali mobil listrik Si Jalak Harupat. Mobil listrik yang sudah ada sejak 2011 ini digencarkan lagi untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam aspek ramah lingkungan. (Reta Amaliyah S)*