BANDUNG, unpas.ac.id – Seiring melandainya kasus Covid-19, khususnya di Jawa Barat, berbagai sektor kembali bangkit, tak terkecuali bidang pendidikan.
Universitas Pasundan juga telah mempersiapkan skema Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang akan dilaksanakan secara bertahap mulai pertengahan Oktober 2021.
Wakil Rektor I Prof. Dr. H. Jaja Suteja, SE., M.Si., menjelaskan, ada tiga skema yang dipersiapkan Unpas terkait pelaksanaan PTM terbatas, yaitu praktikum, sidang akhir, dan kelas percontohan. Seluruh skema wajib dijalankan dengan protokol kesehatan ketat.
“Skema pertama, PTM terbatas dibuka untuk mata kuliah praktikum, laboratorium, dan studio. Kapasitas mahasiswa sebanyak 50 persen, harus berdasarkan izin orang tua, dan sudah divaksin,” terangnya, Jumat (8/10/2021).
Skema kedua, sidang skripsi S1, sidang tesis S2, dan sidang terbuka S3 diselenggarakan secara luring, namun mahasiswa tidak diperbolehkan membawa teman atau keluarga.
“Saat sidang, mahasiswa tidak diperkenankan membawa teman atau keluarga ke kampus,” lanjutnya.
Skema ketiga yaitu kelas percontohan yang penyelenggaraannya dikoordinasikan antara prodi dan fakultas. Mengenai pembukaan kelas percontohan, pelaksanaannya sudah dikonsultasikan terlebih dulu dengan Satgas Covid-19 Unpas.
“Untuk kelas percontohan, kami telah bekerja sama dengan pusat, serta konsultasi ke Satgas Covid-19 Unpas dan Satgas Covid-19 Kota Bandung,” jelasnya.
Guna mengantisipasi potensi klaster transmisi Covid-19 di lingkungan kampus, Unpas mengerahkan Satgas Covid-19 dari tingkat universitas hingga fakultas, serta membuat SOP penanganan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Nantinya, Satgas Covid-19 Unpas secara rutin akan melakukan randomized sampling kepada peserta PTM terbatas, baik dalam skema sidang akhir maupun praktikum.
“Sampai saat ini, 95 persen dosen dan tenaga kependidikan sudah divaksin dua kedua. Sementara kelompok mahasiswa masih terbatas, baru di kisaran 15-20 persen. Kami akan melaksanakan PTM terbatas dengan hati-hati, karena kalau serampangan akan sangat berisiko,” ujarnya.
Ia menambahkan, vaksinasi bagi tenaga kependidikan akan terus dilakukan sampai 100 persen. Selain itu, vaksinasi massal rencananya juga bakal diadakan kembali dengan sasaran mahasiswa dan umum.
“Penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung rencana pelaksanaan PTM terbatas masih kami evaluasi,” tutupnya. (Reta)*