[dropcap]T[/dropcap]antangan yang cukup berat bagi wisudawan adalah mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Mau diapakan negeri ini, yang kata nenek moyang, negeri gemah ripah lohjinawi. “Kita, para alumni harus berbuat sesuatu dengan kompetensi yang kita miliki. Kita buktikan bahwa lulusan Universitas Pasundan bisa dan mampu.”
Demikian dikemukan Dr. H. Makbul Mansyur, M.Si. pada acara Wisuda Unpas Gelombang I Tahun Akademik 2015/2016, yang dilaksanakan Sabtu 14 November 2015, di Gedung Sabuga, Bandung. Makbul yang biasanya memberikan sambutan dalam kapasitas Ketua Yayasan Dikti Pasundan, kali ini tampil sebagai wakil wisudawan, sehubungan dengan keberhasilannya dalam menyelesaikan program Doktor Ilmu Sosial, akhir September 2015.
Rasa syukur atas keberhasilan dalam menempuh perjalanan panjang dalam kehidupan akademik Unpas menjadi penanda perhelatan wisuda tersebut. Tentu saja ucapan terima kasih kepada segenap pimpinan, tenaga pendidikan, dan tenaga kependidikan. “Universitas Pasundan adalah pilihan kami yang pertama dan utama, dan telah kami rasakan selama proses pembelajaran yang mengedepankan karakter nyunda, nyantri, nyakiola, dan nyantika,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Makbul memaparkan pengalamannya secara ringkas selama mengikuti perkuliahan di S-3.
“Romantika, dinamika kerap dialami oleh kami selama proses pembelajaran. Aneh tapi nyata, ketika dosen berhalangan hadir, harusnya kami rugi, tapi yang terjadi adalah gembira. Dosen memberikan tugas terlalu banyak, seharusnya kami bangga, tapi yang ada adalah menggerutu. Dosen pembimbing kadang-kadang sulit dihubungi. Seharusnya kami lebih semangat, tapi yang ada motovasi menurun, bahkan ada yang frustasi. Lebih aneh lagi kalau nilai jelek, protes. Tapi kalau nilai bagus tak ada yang protes, padahal dalam batinnya itu hasil nyontek. Hari ini kami mohon maaf atas segala kekhilafan, kealpaan, dan kesalahan kami. Sekaligus kami mohon doa, SK yang sempat kami sekolahkan cepat kembali ke pangkuan istri dan keluarga tercinta,” tuturnya.
Untuk kali ini, Unpas mewisuda 1077 lulusan program sarjana, magister, dan doktor. Itu merupakan jumlah terbanyak, tidak seperti pada wisuda yang dilaksanakan belakangan.
Jumlah sarjana, magister, dan doktor yang dilantik pada hari itu meliputi Fakultas Hukum 162 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 309 orang, Fakultas Teknik 211 orang, Fakultas Ekonomi 295 orang, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan 768 orang, Fakultas Ilmu Seni dan sastra 65 orang, Magister Ilmu Administrasi & Kebijakan Publik 23 orang, Magister Ilmu manajemen 62 orang, Magister Teknik dan manajemen Industri 4 orang, Magister Ilmu Hukum 14 orang, Magister Teknologi Pangan 1 orang, Magiter Pendidikan Matematika 47 orang, Magister Teknik Mesin 1 orang, Doktor Ilmu Manajemen 12 orang dan Doktor Ilmu Sosial 3 orang.
Kegiatan wisuda langsung dipimpin Ketua Senat Guru Besar Universitas yang juga masih merangkap Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M.Si., M.Kom.
“Menyelesaikan studi di Unpas bukanlah pekerjaan mudah,” ucap Prof. Eddy Jusuf. Sebab, lanjutnya, diperlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit, baik materi maupun non materi. “Tapi perjuangan yang sesungguhnya adalah bagaimana menghadapi kehidupan dengan segala dinamika dan tantangannya setelah Saudara-saudara diwisuda hari ini.”
Pendidikan di perguruan tinggi amat terkait dengan upaya menciptakan SDM unggulan yang akan menjadi ujung tombak strategi pembangunan berkelanjutan. Pendidikan tinggi dan riset teknologi harus diarahkan untuk meningkatkan daya saing bangsa.
“Dalam hal ini, kita masih prihatin. Serta tantangan yang harus kita hadapi masih berat, mengingat Indonesia sebagai negara berkembang masih jauh tertinggal dibanding negara-negara tetangga, terutama menyangkut kualitas SDM-nya. Tenaga profesional Indonesia di badan-badan internasional masih terbatas. Tenaga Indonesia pada umumnya sebagai tenaga kasar,” lanjut Rektor.
Karena itu, selain untuk mengatasi tantangan pembangunan dan globalisasi, alumni Unpas dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas SDM-nya, baik tenaga profesional maupun tenaga ahli yang berkemampuan untuk mengembangkan iptek.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Eddy Jusuf menyampaikan ucapan terima kasih kepada para orang tua yang telah mempercayai Unpas sebagai tempat menimba ilmu bagi putra-putrinya. “Pada hari ini kami serahkan kembali putra-putri terbaik Indonesia kepada orang tua, masyarakat, dan bangsa. Selamat jalan bagi seluruh wisudawan-wisudawati, mudah-mudahan Saudara-saudari diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam menempuh kehidupan dan tantangan berikutnya di masa-masa yang akan datang,” kata Rektor.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi, M.Si. menyerukan ajakan sejenak berhenti untuk melakukan refleksi, melihat segala kekurangan yang masih dapat diperbaiki. Demikian disampaikan dalam sambutannya.
“Sulit disangkal oleh siapa pun dalam situasi lingkungan berubah dengan cepat., sebuah cara yang selama ini dianggap handal, bisa tiba-tiba menjadi tidak lagi akurat. Kearifan yang telah menjadi keniscayaan, tiba-tiba menjadi sebuah kebodohan. Begitu juga dengan nama besar yang selama ini dibanggakan, bisa tiba-tiba menjadi ketinggalan zaman. Situasi yang nyaman, tiba-tiba menjadi penuh persaingan yang kadang terasa kejam.”
Menghadapi situasi demikian, tampaknya tidak ada pilihan lain bagi PTS, termasuk Unpas yang masih berhasrat memberi kontribusi kepada bangsa ini, selain mereposisi, merevitalisasi, dan memperbaharui diri. “Dalam kaitan dengan itu, marilah kita memantapkan suasana akademik di masing-masing fakultas dengan mengelola dan mengembangkan ilmu pengetahuan, dosem/pakar, SDM pendukung, keuangan, sarana prasarana, aktivitas, produk, dan sebagainya,” ucap Prof. Didi.
Dilanjutkannya lagi, “Pertanyaannya, masihkah ada ruang dan peluang bagi sebuah optimisme untuk menyambut hari-hari kita? Ada beberapa alasan alumni Universitas Pasundan tetap optimis menyambut hari-hari yang akan kita jalani. Komunitas Unpas memililki Allah, percaya dengan kerja keras dan usaha manusia, namun juga mampu berendah hati mengakui segala keterbatasan. Dari semangat itulah komunitas Unpas berasal, dan dalam semangat itu pula para alumni Unpas akan melanjutkan perjalanan.”
Pada kesempatan tersebut diumumkan pula wisudawan/wisudawati yang berhak menyandang predikat terbaik, yaitu Mochammad Risdi Nugraha (FH, Ilmu Hukum, IPK 3,66), Shinta (FISIP, Administrasi Bisnis, IPK 3,88), Siti Fauzia Khairunnisa (FT, Teknik Informatika, IPK 3,90), Yandra Alfiansyah (FE, Ekonomi Pembangunan, IPK 4,00), Yushi Nurunnisa (FKIP, PGSD, IPK 3,79), Julita Putri Santosa Kemal (FISS, Sastra Inggris, IPK 3,79), Yulfi Alfikri Noer (Program Studi Magister Ilmu Administrasi & Kebijakan Publik, IPK 3,88), Raja Dwi Paramitha (Program Studi Magister Manajemen, IPK 3,88), Sofiani Nalwin Nurbani (Program Studi Magister Teknik dan manajemen Industri, IPK 3,81), Erwin (Program Studi Magister Ilmu Hukum, IPK 3,84), Riza Trihaditia (Program Studi Magister Teknologi Pangan, IPK 3.70), Jusep Saputra (Program Studi Magister Pendidikan Matematika, IPK 3,78), Aa Santosa (Program Studi Magister Teknik Mesin, IPK 3,21), Rachmat Setiawibawa (Program Doktor Ilmu Manajemen, IPK 3,76), dan Mukarto Siswoyo (Program Doktor Ilmu Sosial, IPK 3,79).
Pada bagian akhir acara dipergelarkan upacara khusus melepas wisudawan/wisudawati, dengan mengusung tema “Padungdung di Paguron Luhur, Seja Medal Ngalalakon”.***