
BANDUNG, unpas.ac.id – “Mengunci ingatanmu, menahan masa lalu, memori yang membisu, harapan yang berdebu”.
Lirik dari single Mengunci Ingatan yang dinyanyikan Barasuara ini memantik tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan untuk menggagas wadah kreativitas bagi para musisi, khususnya di lingkungan FISIP Unpas.
Digawangi Rendy Asharila, Parilla Budi Putra, dan M. Dava Pratama, lahirlah Komunitas Musik FISIP (KMF) Unpas. Gagasan berdirinya KMF Unpas terinspirasi dari KMF Universitas Indonesia dan KMF Universitas Padjadjaran yang sudah lahir lebih dulu, tepatnya 1998 silam.
Rendy menuturkan, KMF Unpas dibentuk guna mewadahi kiprah musisi di FISIP Unpas, bahkan mahasiswa yang tidak memiliki basic bermusik. Mereka bisa belajar membuat event musik atau menjadi volunter event musik.
Komunitas bungsu, langsung bergerak maju
Kendati terhitung sebagai komunitas prematur, KMF Unpas enggan membuang waktu untuk hal-hal yang tidak perlu. KMF Unpas bergegas menyusun gebrakan dan membentuk divisi pokok.

Logo KMF Unpas. (Ist)
Pekan depan, KMF Unpas bakal mengadakan webinar bertajuk “How to Create Festival” yang bekerja sama dengan EO ternama asal ibu kota, The Sounds Project.
“Webinar ini akan mengupas tips-tips mengadakan event, mencari sponsor, menjaring talent, sampai memilih tema yang sesuai dengan atmosfer tahun dan antusias penonton,” jelas Rendy, Selasa (14/6/2022).
KMF Unpas kini tengah digandeng DI3HARD Motorcycle Festival untuk menjadi campus partner dan membuka ticket booth di kampus. Dalam waktu dekat, KMF Unpas juga akan tampil di debat Pemilu Raya Mahasiswa (Pemira) FISIP Unpas.
Nantinya, lanjut Rendy, KMF akan menghadirkan movement untuk memberdayakan anggota, misalnya lewat coaching EO, pelatihan jurnalistik musik, dan showcase minimal satu bulan sekali.
“Untuk mempererat chemistry, awal Juli mendatang kita mau ada makrab. Kegiatannya dibuat santai tapi serius, karena kita sudah terlalu sering berkutat dengan politik dan sosial di organisasi. Nah, KMF Unpas jadi tempat refreshing buat melepas boring,” kelakarnya.
Miliki tiga divisi
Pada tahap pengembangannya, KMF Unpas mencetuskan tiga divisi, yaitu Music Development, Event Organizer (EO), dan Media.
Music Development diperuntukkan bagi mahasiswa yang ingin menjadi musisi secara praktik, seperti bermain band, aransemen musik, produksi musik, sampai distribusi musik.

Instagram KMF Unpas. (Ist)
“Untuk EO, secara garis besar menginisiasi acara musik baik skala besar maupun kecil. Sementara Media, rencananya kita akan buat portal berita yang berisi tentang review musik, apresiasi musisi, dan sebagainya. Tapi sekarang kita fokuskan publikasinya di media sosial dulu,” tuturnya.
Cita-cita bikin album kompilasi
Meski masih baru, KMF Unpas sudah menanamkan pendirian untuk menggaungkan kolaborasi, salah satunya dengan mengeluarkan kompilasi musik yang dibuat oleh musisi-musisi FISIP Unpas.
Menurutnya, ini bisa jadi langkah efektif untuk memperkenalkan band-band alumni dan mahasiswa aktif FISIP Unpas. Terlebih, banyak band alumni FISIP yang potensial namun tidak terendus eksistensinya di kampus.
“Saya ingin menciptakan album kompilasi Lengkong 68 (diambil dari nama lokasi Kampus I Unpas) yang diisi deretan single dari band alumni dan mahasiswa aktif FISIP Unpas. Tidak hanya album, tapi juga menggelar showcase,” ujarnya.
Rendy berharap, KMF Unpas bisa ambil bagian dalam pemulihan ekonomi melalui sektor musik. “Alhamdulillah, kehadiran KMF Unpas disambut baik oleh Dekanat FISIP dan birokrasi jurusan, mudah-mudahan jadi rumah bagi penikmat musik dan nafas perjuangan untuk bangkit dari keterpurukan,” harapnya. (Reta)**