BANDUNG, unpas.ac.id – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Pangandaran menggelar kegiatan bersih pantai di kawasan Pantai Timur Pangandaran, Jumat (22/7/2022).
Kegiatan “Beberesih Pantai” yang melibatkan ratusan mahasiswa dan dosen prodi Administrasi Publik ini bertujuan meningkatkan kepedulian dalam menjaga kawasan pesisir dan muara untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan lestari.
Ketua Ristek (Riset dan Praktek) prodi Administrasi Publik FISIP Unpas Regan Vaughan, S.I.Kom, M.AP. menyampaikan, kegiatan Beberesih Pantai merupakan bagian dari program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat selama 3 pekan di Kabupaten Pangandaran.
“Kegiatan ini dilakukan untuk mengimplementasikan ilmu yang diperoleh mahasiswa selama kuliah, salah satunya melalui kegiatan bersih-bersih pantai,” ujarnya, Jumat (29/7/2022).
Beberesih Pantai diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk turut serta memelihara kebersihan lingkungan, terutama di kawasan pantai. Apalagi Pantai Timur Pangandaran merupakan tujuan wisata.
“Mudah-mudahan kegiatan semacam ini bisa berkelanjutan, tidak hanya oleh mahasiswa Administrasi Publik, tapi juga prodi lainnya, bahkan berbagai kampus,” sambungnya.
Dosen FISIP Unpas Dr. H. Yaya Mulyana Abdul Azis, M.Si. menuturkan, penelitian dan PKM di Kabupaten Pangandaran tidak terlepas dari kurikulum pembelajaran prodi Administrasi Publik yang mewajibkan mahasiswa melakukan riset dan praktik di semester tertentu.
Setelah menuntaskan kegiatan, mahasiswa diwajibkan membuat laporan sebagai persiapan skripsi sekaligus menguji kemampuan individu dalam menyusun laporan.
“Ada 150 mahasiswa yang terlibat, mereka ditempatkan di beberapa desa dan kecamatan, kemudian dibagi kelompok 5 sampai 6 orang. Intinya mereka belajar melakukan penelitian untuk persiapan skripsi dengan menggagas bermacam kegaitan,” terangnya.
Selain Beberesih Pantai, mahasiswa juga menginisiasi program lain seperti pemberdayaan karang taruna, kajian, hingga memberikan sumbangan 200 Alquran yang disebar ke masjid-masjid.
Yaya mengatakan, Beberesih Pantai difokuskan di Pantai Timur Pangandaran mengingat banyak kiriman sampah dari muara sungai. Belum lagi sampah-sampah yang ditinggalkan pengunjung pantai.
Menumpuknya sampah di kawasan pantai tak hanya memengaruhi estetika, tapi juga kesehatan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik berpotensi menjadi vektor penularan penyakit dan membahayakan biota laut jika sampah lepas ke laut.
“Kalau lingkungan dibiarkan rusak, maka akan membawa malapetaka bagi diri sendiri. Penggundulan hutan dapat mengakibatkan banjir, begitu juga sampah di pantai dapat mencemari laut. Padahal laut bisa jadi daya tarik wisata yang cantik apabila dijaga kebersihannya,” ujar dia. (Reta)**