Jenderal (Pur) Wiranto menyampaikan orasi pada acara wisuda Unpas, Sabtu 8 Oktober 2016 di gedung Sabuga, Bandung.
Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom mengucapkan selamat kepada para lulusan (wisudawan dan wisudawati) terbaik yang diwisuda hari Sabtu 8 Oktober 2016 di gedung Sabuga, Bandung
Wakil Gubernur Jawa Barat menyampaikan pidato pada acara wisuda Unpas, Sabtu 8 Oktober 2016 di gedung Sabuga, Bandung.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Jenderal TNI (Pur) Dr. Wiranto menghadiri acara wisuda gelombang I tahun akademik 2015/2016 Universitas Pasundan Bandung dan menyampaikan orasi, Sabtu 8 Oktober 2016 di gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) Jl. Tamansari, Bandung. Hari itu, sebanyak 1.972 lulusan Universitas Pasundan Bandung diwisuda. Mereka terdiri dari mahasiswa lulusan program sarjana dan pascasarjana (S2 dan S3) dan dilepas secara simbolik oleh Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom, Ketua Senat Unpas Prof. Dr. HM Didi Turmudzi, M.Si, Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan Dr. H. Makbul Mansur, M.Si dan Wakil Rektor I Unpas (selaku Ketua Umum Panitia Wisuda) Dr. H. Jaja Suteja, M.Si.
Wisuda kali ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Barat H. Deddy Mizwar yang menyampaikan sambutan.
Dalam orasinya, Jenderal Wiranto meminta masyarakat menolak paham radikalisme dan terorisme karena membahayakan stabilitas keamanan sehingga paham itu tidak berkembang di masyarakat. Caranya, kata Wiranto, dengan menyosialisasikan nilai-nilai kebangsaan dan memperkuat empat konsensus bangsa.
Menurut Wiranto, penyebab munculnya radikalisme dan terorisme yaitu negara yang dianggap lemah. Munculnya ideologi radikal dijadikan dalil pembenaran atas aksi kekerasan, marjinalisasi politik, serta ketimpangan sosial ekonomi yang tajam.
Wiranto menegaskan, tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan sekarang sifatnya sudah multidimensi karena ancaman dapat bersumber dari ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Perkembangan kejahatan terorisme global telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, baik modus, kwantitas maupun kwalitasnya. Kejahatan terorisme global itu disinyalir mempunyai hubungan dengan terorisme di Indonesia. Hal itu terungkap dari fakta adanya keterkaitan dengan jaringan militan lokal dengan jaringan terorisme internasional.
Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom dalam sambutannya menyatakan, keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan terletak pada kwalitas sumber daya manusia yang unggul. Oleh karena itu pembangunan manusia harus merupakan ujung tombak strategi pembangunan berkelanjutan. Hal ini mengingat bahwa kunci pembangunan di era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economic) adalah pendidikan. Untuk mencerdaskan bangsa yang memiliki jati diri, nilai luhur serta budaya bangsa yang produktif dan kompetitif, pendidikan sebagai suatu keharusan investasi jangka panjang.
Untuk itulah, kata Rektor Unpas, pendidikan tinggi bertugas meningkatkan daya saing sehingga mampu menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya untuk kemandirian. Pengambangan keunggulan juga diarahkan untuk bidang-bidang relevan terhadap kepentingan masyarakat.
Di tempat yang sama, Ketua Senat Unpas yang juga Ketua Umum Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. HM Didi Turmudzi, M.Si menegaskan, tantangan ke depan sangat berat, misalnya peredaran narkotika yang memiliki keterkaitan dengan strategi proxy war yang dapat merusak generasi bangsa. Berikutnya, keterkaitan dengan tingginya kasus korupsi serta kelangkaan kebutuhan hidup.
Prof. Didi Turmudzi menjelaskan, pendidikan tinggi berperan mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Apalagi mengingat potensi Indonesia yang luar biasa, seharusnya dapat menjadi bagian solusi masalah dunia.
Lulusan Terbaik
Pada kesempatan itu Wakil Rektor I Unpas Dr. H. Jaja Suteja, M.Si mengumumkan pula lulusan (wisudawan/wisudawati) terbaik yang terdiri dari : Mayang Arista Ginting (Fakultas Hukum), Fungki Imelda (FISIP/Ilmu Komunikasi), Dewi Mulyani (Fakultas Teknik/Teknologi Pangan), Priesty Rachma Azizia (Fakultas Ekonomi/Akuntansi), Devi Lia Febrianti (FKIP/Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan), Ayu Sri Rahayu (FISS/Sastra Inggris), Novi Nuryanti (Magister Ilmu Administrasi), Grace Joselini Corlesa (Magister Managemen), Intan Permatasari (Magister Teknologi Pangan), Abdul Fatah (Magister Teknik Industri), Zulkifli (Magister Ilmu Hukum), Dini Mardiyani (Magister Pendidikan Matematika), Nia Nuraeni (Magister Teknik Mesin), Sitti Nurjanah (Magister Pendidikan Bahasa Indonesia), Putu Nina Madiawati (Program Doktor Ilmu Manajemen), Toto Toharudin (Program Doktor Ilmu Sosial) dan Novi Eko Baskoro (Program Doktor Ilmu Hukum).***