BANDUNG, unpas.ac.id – Memasuki 10 hari terakhir bulan suci Ramadan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan menggelar kegiatan Semarak Ramadan bertajuk Restorasi Diri Menuju Ridha Ilahi, di Aula Suradiredja, Kampus I Unpas, Jalan Lengkong Besar No. 68, Bandung, Senin (3/5/2021).
Selain tausiah, kegiatan ini juga dibarengi Soft Opening Lab Multimedia prodi Ilmu Komunikasi dan sosialisasi kesehatan oleh Konsultan Kesehatan FISIP, dr. Trias Nugrahadi, Sp. Kn (K).
Dalam sambutannya, Dekan FISIP Dr. M. Budiana, S.IP., M.Si. mengatakan, Semarak Ramadan yang diisi dengan siraman rohani ini sebagai upaya mengangkat semangat restorasi untuk melakukan muhasabah diri, terutama bagi karyawan di lingkungan FISIP Unpas.
“Kita ingin mengangkat semangat restorasi untuk muhasabah diri. Ini akan membentuk pribadi sebagai insan yang jujur terhadap apa yang dilakukan dan harus menjadi niat positif,” katanya.
Dekan menekankan, semangat Ramadan seharusnya menjadi sesuatu yang harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, meski Ramadan akan segera usai, hal-hal positif seperti rajin beribadah, beramal saleh, dan melakukan amalan baik lainnya akan menjadi kebiasaan.
Sesuai tema yang diangkat, pada kesempatan terseburt, hadir KH. Drs. Asep Totoh Gozali, M.Ag. sebagai penceramah, menyampaikan tentang makna dan keutamaan Lailatul Qodar. Malam yang penuh kemuliaan ini memiliki tiga makna, yaitu malam ketentuan, malam seribu bulan, dan malam yang sempit.
“Pada malam ketentuan, Allah menurunkan pedoman kehidupan bagi umat manusia, yaitu Alquran. Allah menjawab segala problematika yang dihadapi Rasul SAW dan umatnya melalui Alquran. Lalu, malam seribu bulan, artinya beribadah saat Lailatul Qodar lebih baik dari seribu bulan. Pada malam ini, malaikat akan turun sampai berdesak-desakan, sehingga disebut malam yang sempit,” ujarnya.
Umat Muslim yang menghidupkan Lailatul Qodar, maka akan diampuni dosa-dosanya. Terpenting, memperbanyak ibadah dan introspeksi diri dalam itikaf, karena tidak ada yang tahu kapan malam Lailatul Qodar akan tiba.
“Mari jemput malam Lailatul Qodar dengan itikaf di masjid, beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Perbaiki diri kita, bacalah Alquran, saling memaafkan dan teruslah berbuat baik agar diampuni dosa-dosa kita yang telah lalu,” lanjutnya.
Di akhir tausiahnya, ia menyampaikan untuk mencari keridhaan Allah dengan muhasabah diri dan meraih Lailatul Qodar. Dengan ini, umat manusia akan senantiasa bahagia dan gembira karena memperoleh rahmat Allah SWT. (Reta Amaliyah S)*