Para nara sumber pada seminar “Pengaruh Ekonomi Digital terhadap Perekonomian Indonesia”, diselenggarakan pada Kamis 22 Februari 2018, di Aula Mandala Saba Oto Iskandar di Nata, Kampus IV Unpas, Jalan Dr. Setiabudhi No. 193, Bandung.
Indonesia terus memperlihatkan peningkatan di bidang ekonomi digital. Hal ini dapat memberikan manfaat bagi bisnis secara nasional, yang berdampak penuh pada sektor ekonomi, termasuk potensi tantangan yang dihadapi.
Demikian pengantar yang dikemukakan pada Seminar Nasional Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpas, dengan mengusung tema “Pengaruh Ekonomi Digital terhadap Perekonomian Indonesia”, diselenggarakan pada Kamis 22 Februari 2018, di Aula Mandala Saba Oto Iskandar di Nata, Kampus IV Unpas, Jalan Dr. Setiabudhi No. 193, Bandung.
Narasumber pada seminar tersebut adalah Dr. Indra Sofian , MT ( Kabid Bappeda Jabar), Rahmat Danu Andika ( Head of Special Project at Bukalapak ) Noudie De Jong (Founder & Ceo Ideaimaji), dipandu oleh moderator Ridwan Sigit, S. Pd., M.Pd.
Seminar dibuka Dekan FEB, Dr. Atang Hermawan SE, MSIE, Ak dan dihadiri para Wakil Dekan, dosen, Ketua IKA, perwakilan alumni, Ketua Lembaga Kemahasiswaan, mahasiswa di lingkungan FEB, serta para tamu undangan.
Dr. Atang Hermawan dalam sambutannya mengatakan, saat ini kita telah memasuki dunia digital, sehingga segala hal memungkinkan dapat dikendalikan dari segala tempat melalui jaringan internet dengan perangkat gawai (gedget/smartphone). Hal itu semakin memudahkan mobilitas manusia dalam berkegiatan sehari- hari, termasuk dalam dunia bisnis, khususnya dalam bidang ekonomi kreatif.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan Bandung, Dr. Atang Hermawan, SE., MSIE., Ak membuka seminar mengusung tema “Pengaruh Ekonomi Digital terhadap Perekonomian Indonesia”, diselenggarakan pada Kamis 22 Februari 2018, di Aula Mandala Saba Oto Iskandar di Nata, Kampus IV Unpas, Jalan Dr. Setiabudhi No. 193, Bandung
“Fenomena tersebut semakin mengukuhkan dunia menuju arah ekonomi digital. Misalnya saja dalam contoh sederhana kita mengenal pengelolaan produk serta transaksi secara online.
Peluang yang begitu menantang ini telah mengantarkan Indonesia ke pintu persaingan ekonomi, dan tentunya pula sudah tak bisa dielakkan lagi. Setiap produk- produk lokal yang ada di seluruh wilayah Indonesia harus mampu bersaing di tingkat global,”katanya.
Atang Hermawan menjelaskan, agar produk yang dihasilkan masyarakat memiliki daya saing, maka pasar online menjadi solusi guna memudahkan dan memperkenalkan produk kreatif mereka kepada konsumen, baik di tingkat nasional maupun internasional. Saat ini, berbagai negara mulai mencanangkan untuk fokus menggarap potensi pada ekonomi digital yang salah satunya juga dilakukan oleh Indonesia .
Pemerintah sendiri telah mencanangkan target pada tahun 2020, nilai bisnis ekonomi digital Indonesia mencapai USD 130 miliar atau setara Rp 1.750. triliun. Terlebih beberapa survai menunjukkan bahwa pada tahun 2016, pengguna internet di Indonesia ada 132,7 juta orang. Hal itu akan terus mengalami peningkatan, seiring masih banyaknya masyarakat dan daerah yang akan dipenuhi kebutuhan layanan internetnya.
Salah satu program pemerintah RI adalah meluncurkan satelit yang rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2019, yang nantinya akan melayani kebutuhan internet cepat di seluruh Indonesia. Berdasarkan riset lainnya dapat diketahui bahwa Asia Tenggara memiliki potensi pasar online yang sangat luar biasa untuk bisnis mendatang. Laporan tersebut menyebutkan bahwa pasar online di Asia Tenggara mencapai USD 200 miliar atau 2. 647 triliun di tahun 2025.
Sejumlah agenda untuk menggarap potensi ekonomi digital dilakukan pemerintah, terutama dari sisi regulasi, misalnya Kementrian Koordinator Perekonomian mengeluarkan Paket Pajak Kebijakan Ekonomi jilid 14 yaitu mengenai e- commerce.
“Untuk itu,” lanjut Atang Hermawan, “Saya berharap melalui kajian kegiatan seminar hari ini, baik dosen maupun mahasiswa, mendapatkan pencerahan dan peningkatan pemahaman , serta pengetahuan yang cukup luas dalam hal bisnis, meliputi aspek rencana bisnis, kelayakan usaha, faktor internal maupun eksternal dalam membangun usaha serta mensikapi berbagai peluang bisnis.”
Ide- ide dan konsep pemikiran yang diperoleh dari hasil seminar ini diharapkan dapat diaplikasikan oleh para mahasiswa dalam berbagai aktivitas akademik maupun non akademik sehingga hard skill dan soft skill kita semakin meningkat, lanjutnya lagi.
Pemerintah sendiri telah mencanangkan target pada tahun 2020, nilai bisnis ekonomi digital Indonesia mencapai USD 130 miliar atau setara Rp 1.750. triliun. Terlebih beberapa survai menunjukkan bahwa pada tahun 2016 yang mengungkapkan bahwa pengguna internet indonesia ada 132,7 juta, akan terus mengalami peningkatan, seiring masih banyaknya masyarakat dan daerah yang akan dipenuhi kenutuhan layanan internetnya. ***