Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom (tengah) menerima cinderamata berupa miniatur kapal tempur Sukhoi dari Letkol Tri Muswo Ardi, S.S. didampingi Dekan FKIP Unpas Dr. H. Dadang Mulyana, M.Si.*
Studi Banding TNI AU ke FKIP
Babak Baru dalam Sejarah Unpas
Pemandangan agak berbeda dari biasa. Begitu yang terjadi di Kampus II Unpas, Jalan Tamansari, Bandung, Rabu 1 Juni 2016. Rombongan TNI AU menempati sejumlah kursi yang berderat di aula.
Kehadiran prajurit tersebut sepertinya Jaka Sembung jatuh cinta, tidak nyambung dalam cerita. Unpad dan TNI tidak keterkaitan institusi. Tapi, mari kita simak penjelasan Letkol Tri Muswo Ardi, S.S. yang memimpin rombongan TNI AU dari Lanud Sulaeman, Bandung:
“Kami tahu, FKIP Unpas sudah banyak berpengalaman dalam mencetak tenaga pendidik. Karena itulah kami datang ke sini untuk melakukan studi banding, dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengalaman. Selain itu, juga untuk mengumpulkan sejumlah data yang akan kami gunakan di instusi pendidikan yang kami kelola,” katanya.
Para anggota TNI AU itu ternyata sedang mengikuti Susgumil (Kursus Guru Militer) yang dilaksanakan secara berkesinambungan selama empat bulan, diikuti perwakilan dari seluruh daerah di Indonesia.
Susgumil untuk saat ini 30 perwira dan 24 bintara. Adapun jumlah rombongan yang datang ke Unpas sebanyak 66 orang, karena ditambah 12 isntruktur dan staf.
Selanjutnya dikatakan Letkol Ardi, “Ini merupakan angkatan ke-48 untuk peserta Susgumil Perwira, dan angkatan ke-24 untuk Susgumil Bintara. Di lingkungan TNI AU sudah terprogram secara rutin untuk melaksanakan pendidikan bahasa Inggris dan teknik. Guru-gurunya diambil dari kalangan prajurit TNI AU sendiri,” ujarnya.
Dekan FKIP Unpas, Dr. H. Dadang Mulyana, M.Si. menyambut baik kedatangan para prajurit tersebut. “Ini merupakan sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi kami, serta merupakan babak sejarah baru. Baru saat inilah FKIP, bahkan Unpas, menerima kedatangan tamu resmi dari kalangan TNI,” kata Dekan FKIP.
Dikatakan Dadang, hingga saat ini masyarakat sipil masih tetap membanggakan TNI. Prajurit TNI adalah sosok yang selalu memperlihatkan sikap disiplin, bertanggung jawab, serta berani berkorban untuk kepentingan umum.
Sikap seperti itu patut dicontoh oleh kalangan sipil. Pada kenyataannya, kata “siap” yang biasa diucapkan prajurit sekarang sudah diadopsi oleh masyarakat sipil. Tapi, kadang-kadang siapnya sipil berbeda dengan TNI.
“Saya sering menemukan kenyataan, misalnya jika akan sebuah kegiatan, lalu saya sampaikan kepada pihak lain, dan mereka menyambut dengan ucapan: siap. Namun buktinya, ketika kegiatan tersebut dilaksanakan, orang-orang yang menyatakan “siap” itu, eh, datangnya kesiangan, atau bahkan tidak datang sama sekali,” lanjut Dekan FKIP.
Penerimaan terhadap kegiatan studi banding TNI AU tersebut dilakukan secara resmi oleh Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M.Si., M,Kom sesuai menyampaikan sambutan.
Secara sekilas, Prof. Eddy memaparkan keberadaan Unpas yang kini dipimpinnya. “Unpas yang saat ini memiliki 25 prodi untuk S-1, sembilan prodi Magister, dan 3 prodi Doktor, alhamdulillah, 50 persen di antaranya sudah terakreditasi A. Saat ini jumlah mahasiswanya mencapai 18.200 orang, dan 135 di antaranya adalah mahasiswa asing dari beberapa negara sahabat,” tutur Rektor Unpas.
Dikatakan lebih lanjut, Unpas yang berdiri pada tahun 1960 ini merupakan bagian dari implementasi program induk organisasinya, yaitu Paguyuban Pasundan, yang sejak awal sudah mencanangkan program memerangi kebodohan dan kemiskinan. Paguyuban Pasundan itu sendiri sekarang sudah memasuki usia 103 tahun, dulu didirikan oleh beberapa putra Sunda terbaik yang sudah menyadari dan memiliki cita-cita berbangsa dan bernegara.
Prof. Eddy menilai, kunjungan studi banding TNI AU ke kampus Unpas sangat positif dalam upaya menjalin kerjasama di antara kedua institusi.
Rektor Unpas juga menyampaikan bahwa kehadiran rombongan TNI di Kampus Unpas, apalagi yang berasal dari kalangan peserta pendidikan militer, baru kali ini terjadi. Padahal, banyak dosen Unpas yang menjadi tenaga pengajar di Sesko TNI di Bandung. Itulah sebabnya, Rektor mempersilakan pihak TNI AU untuk bekerjasama lebih jauh dengan Unpas, antara lain jika TNI AU mengajak dosen-dosen Unpas untuk menjadi tenaga pengajar di TNI AU, maka Unpas siap.
“Kami berharap, kegiatan semacam ini tidak hanya untuk sekarang saja, melainkan dilanjutkan pada masa-masa datang,” ucap Prof. Eddy, mengakhiri sambutannya.
Pada kesempatan tersebut, Wadek I FKIP Unpas, Dr. Cartono menyampaikan paparan hal-hal yang terkait dengan keberadaan fakultas, khususnya yang terkait dengan bidang akademik. Para peserta studi banding mendapat kesempatan untuk meninjau lebih jauh dalam mengamati sarana dan fasilitas pembelajaran bagi mahasiswa FKIP Unpas.
Pada saat menyambut kehadiran rombongan, pihak tuan rumah menyuguhkan tari jaipongan. Unik juga, salah seorang anggota rombongan studi banding, W.A. Setiawan, ikut menari, meski tidak mengambil tempat di panggung. Dengan gembira, prajurit tersebut ikut ngaréngkénék, dan tak lupa mengenakan iket.*** (TS)