BANDUNG, unpas.ac.id – Bagi dunia pendidikan, kehadiran teknologi komputasi awan (cloud computing) sangat berperan penting, terlebih di masa pandemi yang menuntut pendidik dan mahasiswa berinteraksi secara daring maupun hibrida.
Guna mengoptimalkan metode hybrid learning, Universitas Pasundan mengadopsi Amazon Web Services (AWS) dan mengaplikasikan teknologi cloud ke sistem daring karena lebih andal dan efisien dari segi biaya maupun keamanan.
AWS merupakan platform cloud yang menyediakan lebih dari 200 layanan global dari pusat data. Layanan AWS dinilai lebih variatif, mulai dari cloud computing, migrasi data, jaminan keamanan dan privasi, penyimpanan data berkualitas tinggi, database, tools manajemen, hingga analytics.
Administrator Sistem TI Unpas Ferry Mulyanto mengatakan, sebelum bermigrasi ke AWS, Unpas sempat mencoba beberapa penyedia cloud lainnya. Tahun 2017, Unpas menerapkan Amazon EC2 di mesin web virtual untuk mendukung repositori.
“Repositori digunakan untuk menyimpan hasil publikasi mahasiswa dalam bentuk laporan penelitian tugas akhir, tesis, dan disertasi. Tahun berikutnya, Unpas beralih ke Amazon S3 dan Amazon CloudFront untuk meningkatkan kinerja situs web hingga 70 persen,” katanya, Jumat (16/7/2021).
Pada 2019, Unpas mengalami tantangan ketika mengelola server akademik on-premise yang menyimpan seluruh transaksi perkuliahan dan data mahasiswa. Listrik yang tidak stabil kerap mengakibatkan perangkat hard disk mogok dan menyebabkan hilangnya data berharga.
“Unpas kemudian memutuskan memilih AWS untuk mengatasi koneksi internet atau listrik yang menghambat kinerja situs web,” jelasnya.
AWS dipilih karena dapat memenuhi kebutuhan untuk optimalisasi hybrid learning, mengingat proses pembelajarannya memerlukan stabilitas koneksi, performa server yang andal, dan tingkat keamanan cukup tinggi.
“Setelah memindahkan server akademik ke AWS, kami tidak perlu lagi memikirkan pemeliharaan dan pengelolaan infrastruktur fisik. Kami cukup menskalakan secara vertikal dan horizontal jika perlu meningkatkan kapasitas server saat transaksi tinggi,” lanjutnya.
Dengan mengoptimalkan hybrid learning menggunakan AWS, mahasiswa dan dosen tidak akan terhambat saat menjalankan kegiatan belajar mengajar. Selain itu, tidak perlu khawatir soal keamanan dan data dari web service yang digunakan.
“Kami melakukan banyak penghematan dari segi infrastruktur, terutama pada perangkat server dan lisensi, karena membutuhkan biaya besar apabila dikelola sendiri. Dengan AWS, Unpas bisa memiliki akses terhadap infrastruktur data center AWS yang berstandar internasional dan patuh pada taraf keamanan tertinggi,” tutupnya. (Reta)*