Walikota Bandung, Oded M. Danial (Ketiga dari Kiri) bersama Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. HM. Didi Turmudzi, M.Si (Kedua dari Kiri), Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom (Keempat dari Kiri), para Wakil Rektor dan unsur pimpinan Unpas lainnya.*
Sampah di Kota Bandung per harinya tidak kurang dari seratus ton. Demikian dikatakan Walikota Bandung, H. Oded Muhammad Danial, SAP, atau yang lebih dikenal dengan sapaan “Mang Oded”. Ia berbicara pada kuliah umum di Kampus IV Unpas, Jalan Setiabudhi, Bandung, hari Rabu 19 Februari 2020. Kegiatan yang dilaksanakan di Mandala Sabha R. Oto Iskandar di Nata tersebut selain dihadiri para mahasiswa, tampak hadir pula Ketua Umum Paguyuban Pasundan, Rektor Unpas dan para wakilnya, serta jajaran pimpinan lainnya, baik di tingkat fakultas maupun prodi.
Kata Mang Oded, seandainya diumpamakan sampah tersebut disimpan di lapangan sepak bola, maka ketinggiannya bisa mencapai 75 cm. “Nah melalui program Kang Pisman ini, kita bersama-sama mengupayakan agar sampah di Kota Bandung berkurang,” ucapnya lagi. Kalau hal tersebut tidak ditangani optimal, tentu akan menjadi bom waktu bagi Kota Bandung.
Kang Pisman merupakan program Pemkot Bandung terkait dengan upaya penanggulangan sampah, singkatan dari kurangi, pisahkan, dan manfaatkan. Program ini telah mendunia. Walikota Bandung pernah menjadi pembicara mengenai hal itu di Malaysia, Thailand, dan Philipina.
Pelaksanaan kuliah umum tersebut merupakan kerjasama Unpas dengan Pemkot Bandung. Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp., M.Si., M.Kom. menyatakan, “Kami merasa kagunturan madu karena kehadiran seorang alumni (Walikota Bandung-Red) yang menyempatkan waktu di tengah- tengah kesibukannya. Tentu jadwal Mang Oded begitu padat.” Walikota Bandung Oded M. Danial adalah alumni FISIP Universitas Pasundan.
Unpas yang ada di Kota Bandung ini selalu bersinergi, apalagi yang menyangkut lingkungan hidup. Pada saat keluarnya Keppres No. 15 tentang Citarum Harum, “Alhamdulillah, Unpas dipercaya menjadi koordinator di bagian hulu, sedangkan bagian tengahnya dikerjakan perguruan tinggi lain. Dari 22 sektor, kenapa Unpas ke bagian hulu, itu karena Unpas sejak tahun 2013 sudah ada di wilayah binaan di sana, yaitu di Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari. Kami sudah menanam pohon alpukat kurang lebih 33 ribu pohon. Sekarang sedang musim hujan, kami sedang menyemai lagi biji alpuket , mungkin sekitar bulan April-Mei sudah bisa ditanam,” ucap Rektor Unpas.
Selanjutnya Rektor menambahkan, program Citarum Harum ini merupakan program nasional yang tidak hanya urusan reboisasi dan tanam-menanam, melainkan sekaligus pendidikan, aspek hukum, sosial budaya sampai kepada entepreneurship. Demikan juga Unpas sebagai home base-nya ada di Kota Bandung, tentu Unpas mensuport program Walikota Bandung, yaitu Kang Pisman. Unpas sangat peduli, karena dengan kepedulian kepada sampah dari mulai kurangi satu kilo saja sehari, sampah di Kota Bandung akan terselesaikan,” katanya.
Baru- baru ini ada salah seorang mahasiswa Unpas dari prodi Teknik Lingkungan telah berhasil membuat aplikasi bank sampah, yang sekarang sudah ditawar oleh sebuah perusahaan. “Namun kami bilang, jangan, nanti akan dibeli oleh Rektor. Kami akan memanfaatkan karena di empat kampus Unpas, pengeluaran dana untuk penanggulangan sampah tidak kurang dari 10 juta rupiah setiap bulannya. Maka dari itu, sebelum ke TPS, bisa dikurangi oleh aplikasi tersebut,” ucap Prof. Eddy Jusuf lagi.** (kk)