Universitas Pasundan Bandung menyatakan kesiapannya untuk ikut mengembangkan wilayah Posko Citarum Harum Sektor 21 di Cimahi Utara sebagai Hutan Pendidikan. Selain itu, lahan seluas 5 hektar yang terletak di Kampung Cimenteng Kel. Cipageran Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi itu akan dikembangkan oleh Unpas dan perguruan tinggi lain sebagai kawasan Hutan Kota dan Hutan Wiraswasta.
“Ada tiga program Unpas untuk kawasan itu yakni Hutan Pendidikan, Hutan Kota dan Hutan Wiraswasta,” kata Rektor Universitas Pasundan Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom ketika Senin pagi 29 Juni 2020 tampil sebagai salah satu pemateri pada Diskusi Panel “New Normal : Jaga Alam dan Lingkungan Tetap Lestari” di Posko Citarum Harum Sektor 21, Cipageran, Cimahi Utara.
Rektor Unpas tampil bersama Kasdam Siliwangi Brigjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P., Komandan Satgas Citarum Harum Sektor 21 Kolonel Inf. Yusep Sudradjat, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, Wakil Rektor I Unjani, serta Dr. Eki Baehaki dari Duasatu Kehati Foundation.
Dikatakan Rektor Unpas, pihaknya sudah merintis Hutan Pendidikan sejak tahun 2014 di hulu Citarum yakni di Desa Cibeureum Kec. Kertasari Kabupaten Bandung bekerjasama dengan LSM Wahana Raksa Citarum. Di kawasan yang termasuk Sektor I Citarum Harum itu, Unpas membentuk Desa Binaan dan sudah menanam bibit alpukat sekira 32.000 pohon. Bibit alpukat itu berasal dari biji alpukat yang dikumpulkan oleh mahasiswa baru Unpas yang sekarang tumbuh menjadi pohon pelindung.
“Mahasiswa baru Unpas setiap tahunnya antara 4.500 sampai 5.000 orang. Mereka diwajibkan membawa 5 biji alpukat per mahasiswa untuk disemaikan di daerah itu. Di sana, kontur tanahnya persis sama dengan di Cipageran ini, subur tapi hanya ditanami sayur mayur sehingga kalau datang hujan sering erosi dan menyebabkan sedimentasi di Sungai Citarum,” kata Rektor Unpas. Yang jadi korban, antara lain, masyarakat di daerah tengah yakni Kecamatan Andir, Desa Cilampeni dan Rancamanyar yang jadi langganan banjir.
Keberhasilan di Sektor I itu akan ditindaklanjuti oleh Unpas di Posko Sektor 21 yang sekarang diberinama Hutan Kehati. Lahan milik Pemkot Cimahi itu beberapa waktu yang lalu ditanami bibit tanaman penghijauan oleh prajurit Siliwangi bersama masyarakat dan Satgas Citarum Harum. Pemkot Cimahi sudah membangun berbagai fasilitas di tempat itu.
Prof. Eddy Jusuf menjelaskan, Unpas bertekad memaksimalkan peran sertanya dalam program Citarum Harum dan mengembalikan “kejayaan” Citarum sebagai sumber peradaban manusia. Ia mensitir falsafah Sunda Kuno yakni “Kacai Jadi Saleuwi, Kadarat Jadi Selebak” yang berarti air harus jadi danau dan darat harus jadi kawasan. Jadi harus ada kolaborasi. Dalam hal ini, Prof. Eddy Jusuf yang juga sebagai Ketua Aptisi Jawa Barat mengatakan bahwa 378 perguruan tinggi di Jawa Barat sudah punya daerah binaan masing-masing di setiap Sektor Citarum Harum.
Rektor Unpas juga mensitir petuah atau sajak orang-orang dulu yang menyebut “Tan Hana Nuni Tan Hana Mangke”, artinya tidak ada yang sekarang kalau tidak ada yang dulu. “Hal ini berkaitan dengan lingkungan yang bisa diimplementasikan pada program Citarum Harum yang sempat tertunda beberapa bulan karena ada pendemik Covid 19,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa sejak tahun 2007 Citarum dinyatakan sebagai sungai yang mengandung polutan tinggi di dunia. “Unpas ikut terpanggil untuk mengembalikan Citarum pada kejayaannya dulu dengan menanam pohon pelindung di kawasan hutan Posko Sektor 21 ini,” katanya.***