BANDUNG, unpas.ac.id – Universitas Pasundan terus memantapkan langkah menuju visi entrepreneurial university di tahun 2037.
Visi yang baru dicanangkan pada 2022 ini diawali dengan diskusi dan berbagi insight bersama pimpinan perguruan tinggi yang sudah lebih dulu menggagas visi entrepreneurial university.
Pada rangkaian Dies Natalis ke-62, Unpas menghadirkan Rektor Universitas Amikom Yogyakarta Prof. Dr. M. Suyanto, M.M., tokoh di balik animasi The Battle of Surabaya yang tengah merambah universitas generasi ke-4 lewat film dan produk-produk kreatif lainnya.
Hari ini, Jumat (10/3/2023), Unpas mengundang Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Arif Satria, M.Si. yang sukses mewujudkan Techno-Socio Preneurial University lewat pendayagunaan IPTEK dan inovasi.

Unpas ingin mengikuti jejak IPB, khususnya dalam aspek difusi dan komersialisasi hasil inovasi, sehingga perlu masukan dan inspirasi agar visi entrepreneurial university bisa segera terwujud.
“Sejauh ini, Unpas sudah menyisipkan kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib dalam kurikulum. Kami juga sedang mengembangkan wisata budaya di Kabupaten Pangandaran sebagai salah satu upaya kemandirian finansial,” jelas Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU.
Membangun Techno Socio Preneurial University
Prof. Arif Satria menyebut, ada tiga ekosistem pokok yang diperlukan untuk membangun Techno Socio Preneurial University, yaitu pendidikan dan kemahasiswaan, riset dan inovasi, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Kami melakukan talent mapping dan memberikan pelatihan 7 habits (growth mindset) bagi mahasiswa baru. Kami mempunyai desain pengembangan talent mahasiswa untuk 4 tahun masa kuliah dengan fokus yang berbeda setiap tahunnya,” ujarnya.
Tahun pertama diarahkan pada Awareness Campaign & Dev Training untuk menumbuhkan kesadaran berwirausaha di kalangan mahasiswa baru.

Tahun kedua, Ideation & Business Planning melalui seminar intensif, pelatihan inovasi dan pengembangan kewirausahaan, penciptaan ide, rencana bisnis, dan pitching.
Tahun ketiga, Business Mentoring. Mahasiswa mulai mendirikan bisnis dengan pendampingan ahli dan pelatihan kepemimpinan.
“Tahun keempat, Business Incubation. Kami arahkan mahasiswa ke pusat inkubator bisnis untuk mendapat peluang pendanaan. Kami juga integrasikan dengan program Merdeka Belajar, di antaranya Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT), Technology Businnes Incubation Center (TBIC), dan One Village One CEO,” paparnya.
Kembangkan Ekosistem Riset dan Inovasi
Guna menumbuhkan ekosistem riset dan inovasi, IPB membangun Science Techno Park untuk pengembangan teknologi dan kerja sama R&D, inkubasi bisnis teknologi, layanan alih teknologi, manajemen kekayaan intelektual, dan komersialisasi inovasi.
“Sampai saat ini, IPB sudah memiliki beberapa kluster bisnis di bidang expertise, finance, food and feed, science, dan property. Sepanjang 2018-2022, IPB juga menginkubasi 115 startup. Dampaknya, tenaga kerja meningkat 66 persen dan omzet 70 persen,” tuturnya.

Sementara di bidang sociopreneurship dan pengabdian kepada masyarakat, IPB membentuk Community Learning Center.
“Unpas bisa mengikuti langkah kami membuat program One Village One CEO, Desa Presisi, Sekolah Peternakan Rakyat, Agribusiness Technology Park, Tani Center, Nelayan Center, Innovation Valley, dan KKN, tentu disesuaikan dengan program unggulan yang ada di Unpas,” tandasnya. (Reta)**
