BANDUNG, unpas.ac.id – Universitas Pasundan (Unpas) kembali menegaskan komitmennya dalam mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan kesundaan ke dalam lingkungan akademik. Hal ini diwujudkan melalui sosialisasi “Pemahaman Konsep Dasar Nilai-nilai Keislaman dan Kesundaan” yang diselenggarakan di Aula Mandalasaba Ir. H. Djuanda, Gedung Rektorat, Kampus II Unpas Tamansari, Jumat (25/4/2025).
Sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya penguatan dan penyamaan langkah para dosen pengampu mata kuliah keislaman dan kesundaan, dalam rangka implementasi Pola Ilmiah Pokok Unpas yang mengedepankan Islam dan budaya Sunda sebagai nilai dasar dalam setiap aktivitas akademik.

Wakil Rektor Bidang Pembelajaran, Mahasiswa, dan Alumni (Belmawabud) Unpas Prof. Dr. Cartono, M.Pd., M.T., menegaskan bahwa walaupun Unpas bukan institusi yang lahir dari institusi keagamaan, nilai-nilai Islam dan budaya Sunda telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kampus.
“Sudah terpatri bahwa Islam dan Sunda itu bagaikan gula dan manisnya. Ini adalah pilihan nilai pokok kita, dan harus terus disosialisasikan,” ujarnya.

Prof. Cartono menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya ditujukan untuk memperkuat pemahaman secara kognitif atau intelektual, tetapi juga untuk membentuk sikap dan perilaku civitas akademika yang berlandaskan nilai-nilai luhur tersebut.
Lebih jauh, Prof. Cartono menyoroti pentingnya kegiatan ini sebagai respon terhadap derasnya arus informasi global yang membawa berbagai budaya dan nilai-nilai yang kerap tidak sejalan dengan prinsip keislaman dan kesundaan.
“Para dosen pengampu mata kuliah agama dan budaya Sunda harus menjadi garda terdepan dalam menjaga serta menyampaikan pesan-pesan luhur itu kepada mahasiswa. Tujuannya agar di tengah derasnya arus informasi, kita tetap memiliki pijakan yang kuat pada nilai-nilai keislaman dan kesundaan,” tegasnya.
Melalui sosialisasi ini, Unpas berharap dapat terus membumikan Pola Ilmiah Pokok dalam setiap lini kehidupan kampus, menjadikan Islam dan budaya Sunda bukan sekadar identitas simbolik, tetapi juga pedoman nyata dalam berperilaku dan berkarya di tengah masyarakat. (Rani)
