BANDUNG, unpas.ac.id – Tren digitalisasi terus merambah berbagai sektor, termasuk dunia bisnis. Menanggapi fenomena ini, Dosen Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan (Unpas), Andry Mohammad Ramdan, S.AB., MBA., menyampaikan bahwa meski menjanjikan efisiensi dan jangkauan pasar yang lebih luas, transformasi digital juga menghadirkan tantangan besar, khususnya bagi pelaku usaha lama dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Menurut Andry, pelaku bisnis konvensional yang masih bertahan dengan metode lama kini harus bergerak cepat untuk beradaptasi. Meski demikian, ia menegaskan bahwa digitalisasi tetap bisa menjadi keuntungan besar bagi bisnis jika dilakukan dengan strategi yang tepat.
“Jika tidak segera melakukan transformasi digital, mereka berisiko tertinggal dari para kompetitor yang telah lebih dulu mendigitalisasi proses bisnisnya,” jelasnya, Rabu (9/7/2025).
Sementara itu, pelaku UMKM menghadapi tantangan yang lebih kompleks. Mulai dari keterbatasan pengetahuan dan keterampilan digital, kendala modal untuk infrastruktur dan pelatihan, hingga kekhawatiran terhadap keamanan data dan persaingan yang semakin ketat.
“Perubahan pola pikir juga menjadi tantangan utama. Tidak mudah mengubah kebiasaan konvensional ke pola kerja digital tanpa pendampingan yang tepat,” tambahnya.
Bagi kalangan akademisi, khususnya mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis, Andry menekankan pentingnya memahami dan menguasai tren bisnis digital yang sedang berkembang. Ia menyebutkan lima tren utama yang harus menjadi fokus mahasiswa yaitu pemasaran digital, e-commerce, analisis data bisnis, otomatisasi proses bisnis, dan manajemen hubungan pelanggan digital.
“Mahasiswa perlu dibekali kemampuan teknis dan strategis agar mampu bersaing di dunia kerja yang kini didominasi oleh digitalisasi,” ungkapnya.
Maka dari itu, ia mendorong agar perguruan tinggi melakukan pembaruan kurikulum dengan integrasi materi digital, menyediakan praktikum berbasis proyek nyata, serta menjalin kerja sama dengan industri yang telah menerapkan teknologi digital.
“Pengembangan soft skill dan hard skill digital, serta dorongan untuk memperoleh sertifikasi profesional juga menjadi kunci dalam menyiapkan lulusan yang siap menghadapi tantangan era digital,” pungkasnya. (Rani)
