BANDUNG, unpas.ac.id – Pertengahan Juli lalu, 7 mahasiswa Universitas Pasundan dilepas untuk mengikuti program KKN Tematik yang perdana diluncurkan LLDIKTI Wilayah IV Jabar-Banten.
KKN Tematik bertema “Perguruan Tinggi Serentak Bergerak, Bersinergi, dan Berkolaborasi untuk Jabar Juara-Banten Mandiri, Maju, dan Sejahtera” diikuti 556 mahasiswa dari 106 PTS di LLDIKTI Wilayah IV.
Mahasiswa Unpas seluruhnya ditempatkan di Kabupaten Pangandaran, yaitu Desa Cintaratu (2 orang), Selasari (1 orang), Babakan (1 orang), Cijulang (1 orang), Putrapinggan (1 orang), dan Purbahayu (1 orang).
Salah satu peserta KKN Tematik dari prodi Administrasi Bisnis, FISIP Unpas Reja Agung Diana turut berbagi pengalamannya selama kurang lebih tiga pekan mengabdi di Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran.
Bantu maksimalkan publikasi potensi desa
Reza mengatakan, kendati berada di wilayah pesisir, namun pantai di sekitar Desa Babakan belum menjadi destinasi wisata utama. Padahal, pesona yang ditawarkan pesisir timur tak kalah menawan dibandingkan Pantai Barat Pangandaran.
“Meski jadi wilayah pemasok hasil laut, tapi saya rasa perlu ada destinasi khusus untuk menambah pemasukan dari sektor wisata. Potensi Pantai Timur Pangandaran belum dipromosikan dengan baik dan itu salah satu problem yang sedang kita bantu,” tuturnya, Selasa (9/8/2022).
Menurutnya, Pantai Timur Pangandaran sangat potensial untuk dijadikan tujuan wisata. Apalagi, kini ada Jembatan Merah yang menjadi ikon dan daya tarik baru bagi wisatawan.
Selain menghubungkan pelabuhan pendaratan ikan Cikidang dengan kawasan Pantai Timur Pangandaran, Jembatan Merah juga memungkinkan wisatawan untuk melihat keindahan pantai sambil menikmati panorama sunrise atau sunset, sekaligus menyaksikan hiruk pikuk nelayan usai melaut.
“Walaupun fasilitas sudah cukup lengkap, tapi tidak ada faktor penunjang seperti website desa. Maka kita coba maksimalkan pemanfaatan teknologi dengan membuat website agar informasi dan potensi Desa Babakan terekspos ke publik,” lanjut Reja.
Sesuai tema yang diusung, Reja ingin mengoptimalkan kesempatan untuk membangun desa dan menyejahterakan masyarakat. Mulai dari optimalisasi pendidikan, pemberdayaan masyarakat, pengembangan UMKM, hingga pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA).
Tebar manfaat dan serap hal positif
Melalui KKN Tematik, Reja tidak hanya menebar manfaat kepada lokasi tempatnya mengabdi, namun ia juga menyerap hal-hal positif dari masyarakat. Reja merasakan kultur dan kebersamaan khas masyarakat desa yang hampir luntur di perkotaan.
“Di satu sisi, mereka memang belum sepenuhnya aware terhadap perkembangan dan kemudahan teknologi. Tapi di sisi lain, itu yang membuat kedekatan satu sama lain tetap terjaga, anak-anak riang bermain tanpa terganggu candunya gadget,” sambungnya.
Reja yang sebelumnya pernah terlibat KKN Tematik Unpas Citarum Harum dan pengabdian masyarakat di Pangalengan berharap, kehadirannya lewat KKN Tematik LLDIKTI IV dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan menjadi role model bagi mahasiswa lainnya.
“Saya memegang teguh wejangan dari Rektor Unpas saat pelepasan. Kita harus mampu beradaptasi di lingkungan masyarakat dengan menyesuaikan bahasa, kultur, dan kebiasaan mereka. Kalau kita bisa menempatkan diri, otomatis masyarakat akan menerima kita dan memberikan feedback yang baik. Nama Unpas ikut ter-branding juga nantinya,” katanya. (Reta)