BANDUNG, unpas.ac.id – Guna mendukung dan memfasilitasi kegiatan riset bagi mahasiswa akhir, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pasundan meluncurkan Learning Management System (LMS) Jartisunda sekaligus sosialisasi bimbingan skripsi.
Berbeda dengan e-Learning FKIP Unpas yang digunakan sebagai layanan pembelajaran, LMS Jartisunda ditujukan khusus untuk kebutuhan riset daring mahasiswa. LMS Jartisunda merupakan sarana untuk melakukan pembelajaran kepada siswa melalui teknologi informasi Sunda.
Dekan FKIP Dr. H. Uus Toharudin, M.Pd. menjelaskan, LMS Jartisunda akan menyediakan kelas daring yang dapat diikuti oleh mahasiswa peneliti, guru, dan siswa sebagai subjek penelitian.
“Di kelas tersebut akan dimasukkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta bahan ajar berikut media yang digunakan. Kelas daring ini juga dapat melibatkan dosen untuk melihat pembelajaran yang berjalan,” jelas Dekan di Kampus II Unpas, Jalan Tamansari No 6-8, Bandung, Senin (22/3/2021).
Selain memasukkan RPP dan bahan ajar, diperlukan juga instrumen penelitian seperti angket, tes, atau lainnya. Menurut Dekan, dengan adanya LMS Jartisunda, kegiatan riset menjadi lebih praktis. Nantinya, mahasiswa akan memperoleh rekaman dari kelas daring dan hasil sesuai instrumen penelitian.
Kelas daring menggunakan LMS Jartisunda ini memanfaatkan fasilitas mini studio di Gedung FKIP yang memungkinkan mahasiswa untuk lebih leluasa menyampaikan bahan ajar. Begitu pula dengan mahasiswa yang memerlukan praktik dalam penelitiannya.
“Mahasiswa yang menggunakan praktikum juga bisa masuk kelas daring. Tinggal ditambah kebutuhan atau perlengkapan yang menunjang praktik di mini studio. Kami sudah menyediakan dua ruang mini studio,” sambungnya.
Dekan menambahkan, LMS Jartisunda hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang melakukan riset daring. Sedangkan riset dengan studi pustaka, tidak perlu menggunakan fasilitas tersebut.
Agar riset berjalan maksimal, mahasiswa harus menyajikan dan menyampaikan pembelajaran semenarik mungkin. Hal ini supaya mahasiswa peneliti mengetahui keterkaitan atau respons siswa pada pembelajaran yang dilakukan.
“Menarik atau tidaknya pembelajaran yang disampaikan, tergantung pada cara penyajian mahasiswa. Oleh karena itu, mahasiswa harus sedemikian rupa dalam melakukan pembelajaran,” imbuhnya.
Pada peluncuran LMS Jartisunda sekaligus sosialisasi bimbingan skripsi, Dekan mengatakan sudah menerbitkan dan menandatangani Surat Keputusan (SK) Skripsi. Apabila telah siap edar, mahasiswa dapat segera melakukan penelitian skripsi.
Fasilitas LMS Jartisunda ini dapat digunakan oleh seluruh mahasiswa untuk kegiatan riset daring, tak terkecuali bagi mahasiswa yang berada di luar Kota Bandung. Namun,mahasiswa tidak dapat menggunakan mini studio karena perlu hadir secara fisik di kampus.
“Saya tekankan kembali, mahasiswa yang akan melakukan riset daring, silakan menggunakan LMS Jartisunda. Caranya, tentu mendaftar terlebih dahulu ke admin. Nanti prosedurnya akan diedarkan oleh tim kami,” pungkasnya. (Reta Amaliyah S)*