Enggar Munji Wicaksono, mahasiswa Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Pasundan terpilih mengikuti program Sakura Exchange di Universitas Kitakyushu, Jepang, selama sepekan 22-28 Januari 2020.
Prodi Teknik Lingkungan Unpas tidak pernah absen mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti program yang dibiayai oleh pihak Kitakyushu itu. Berikut ini laporan Enggar selama mengikuti program, tersebut :
Tanggal 23 Januari 2020. Para peserta Sakura Program dan Low Carbon Program mengikuti konferensi 3R Internasional yang dilaksanakan di Kitakyushu International Conference Center dengan tema Local Governments Actions against Plastic Waste Issues and their Challenges. Pemaparan diberikan oleh perwakiIan dari Rusia, Malaysia, Thailand, Nepal, dan beberapa perusahaan yang ada di Jepang. Setiap negara memaparkan bagaimana pemerintahnya melakukan 3R dan bagaimana perusahaan di Jepang menjaga lingkungan. Setiap pemaparan diberikan waktu 15 menit dan diakhiri dengan sesi diskusi 90 menit.
Setelah konferensi, pada malam harinya diadakan Welcome Party serta Farewell Party. Semua peserta dan dosen saling bercengkerama dan menikmati makanan serta minuman yang ada. Acara diakhiri dengan penyerahan jaket ke Fujiyama-sensei dan Matsumoto-sensei dan berfoto bersama baik Sakura dan Low Carbon Program dan Low Carbon UPI.
Tanggal 24 Januari 2020. Eco Town Center. Lokasi pertama yang dikunjungi pada tanggal 24 Januari 2020 adalah Eco Town Center. Di sini peserta mendengarkan sejarah munculnya eco town di Kitakyushu yang merupakan eco town terbaik saat ini dan percontohan dari Jepang.
Tempat berikutnya yang dikunjungi adalah pabrik recycle PET. Pabrik mengolah sampah PET menjadi pellet atau flakes sesuai dengan kebutuhan. Hasil yang dikeluarkan oleh pabrik ini antara lain topi dan dasi.
Kunjungan berikutnya ke Fukuoka University Research. Di tempat ini peserta melakukan penelitian tentang pengolahan sampah organik menggunakan landfill. Ada 3 tempat simulasi landfill yang masing-masing berdimensi 10 m x 10 m x 2.5 m.
Di akhir perjalanan tanggal 24 Januari 2020 peserta mengunjungi Tanoshi Compos Center. Tanoshi merupakan perusahaan untuk mengolah sampah organik seperti sayuran menjadi kompos. Sampah-sampah yang masuk berasal dari pusat perbelanjaan. Proses dimulai ketika sampah organik dicacah dan dimasukkan ke suatu reaktor dan ditambahkan bakteri serta didiamkan ±7 hari. Lalu kompos akan dimatangkan di udara terbuka. Hasil kompos akan dijual ke petani.
Tanggal 25 Januari 2020. Pagi hari peserta mengunjungi Environmental Museum, yaitu museum yang berisi sejarah kelam Kota Kitakyushu saat limbah dan asap pabrik sangat banyak keberadaannya di kota. Museum ini berisi sejarah bagaimana Kitakyushu dapat berubah dari hal buruk seperti itu sampai menjadi Eco Town terbaik saat ini. Di dalam Environmental museum juga terdapat beberapa volunteer yang mengajarkan membuat kerajinan tangan dari sampah.
Kunjungan berikutnya ke Water Museum. Tempat ini merupakan museum air Sungai Murasaki terletak di sepanjang sungai Murasaki. Museum air terse-but merupakan museum yang berada di bawah tanah. Pada saat memasuki museum air, terdapat serangkaian kronologi yang berkaitan dengan sungai Murasaki dan sistem pengairan air limbah di Kota Kitakyushu. Pada museum tersebut terdapat jendela setinggi 2,3 m x 7,2 m untuk mengobservasi kehidupan makhluk hidup yang ada di sungai dan fenomena air yang disebut “saltwater wedge”. Mereka juga menampilkan makhluk hidup dan biota sungai yang hidup pada Sungai Murasaki di dalam akuarium ekologi.
Kunjungan berikutnya ke Kastil Kokura pada sore hari. Peserta “Sakura Exchange” dan “Low Carbon Program” menuju ke kastil Kokura untuk berfoto dan bersantai.
Tanggal 26 Januari 2020 peserta menuju ke Mojiko yang merupakan salah satu distrik yang ada di Kitakyushu. Distrik ini merupakan sebuah distrik pelabuhan. Gedung-gedung yang ada di distrik ini merupakan hasil desain dari arsitek luar negeri seperti Itali. Peserta program mendapat penjelasan mengenai sejarah Mojiko dan berfoto di sini.
Setelah dari pelabuhan peserta menuju sebuah rumah yang tidak jauh dari pelabuhan. Di rumah tersebut diajarkan mengenai perbedaan kertas jepang dan kertas biasa serta diajarkan dalam pembuatan post card dengan huruf hiragana maupun katakana.
Pada tanggal 27 Januari 2020 peserta Sakura Program dan Low Carbon Program mengujungi 3 tempat di sekitar Eco Town yaitu Hibikinada Biotope, recycle mesin fotocopy dan recycle mobil. Hibikinada Biotope merupakan biotope yang terbesar saat ini di Jepang. Biotope ini berdiri di lahan reklamasi yang dibuat tahun 1980-1986. Dibuka untuk umum pada bulan Oktober 2012 dan saat ini ada 237 jenis burung, 284 jenis tanaman dan 35 jenis capung di biotope ini. Kebanyakan yang ada di biotope ini merupakan spesies yang hampir punah. Dikarenakan cuaca sedang hujan, peserta tidak bisa berkeliling biotope dan hanya berkeliling di dalam Gedung biotope.
Kunjungan berikutnya menuju tempat recycle mesin fotocopy dan laptop. Tempat tersebut bernama perusahaan 00I. Di tempat itu mesin fotocopy dan laptop akan di re-use dengan cara membongkarnya menjadi beberapa bagian
kemudian bagian-bagian yang masih bagus akan digunakan kembali. Pembongkaran dilakukan oleh 1 orang dan waktu yang dibutuhkan untuk membongkar mesin fotocopy 20-30 menit, dan untuk membongkar laptop membutuhkan waktu 6-8 menit. Setiap data yang ada dalam laptop akan diback up atau dihancurkan, tergantung permintaan. Kondisi dalam pabrik tidak berisik karena tidak adanya mesin besar yang digunakan.
Kunjungan berikutnya ke Recycle Mobil “WARC” Bagi yang mau melakukan recycle mobil di tempat ini tidak dipungut biaya karena pada saat pembelian sudah termasuk biaya untuk recycle. Beberapa part akan digunakan kembali seperti pintu, kaca spion, bemper dan lain-lain. Untuk minyak dan bensin yang ada di dalam mobil akan diambil dan digunakan untuk forklift yang ada di tern-pat tersebut. Kaca akan dipecahkan dan didaur ulang menjadi bijih kaca. Mobil yang hanya bersisa rangka akan dipress dengan tekanan dari atas seberat 150 ton, dari arah depan dan belakang mobil 35 ton dan dari arah pintu 600 ton.
Perpisahan dilakukan di penginapan dikarenakan cuaca yang masih hujan saat itu. Perpisahan dilakukan dengan pembagian sertifikat dan berfoto bersama karena Fujiyama-sensei dan Matsumoto-sensei sedang sibuk dan tidak bisa berlama-lama.***