BANDUNG, unpas.ac.id – Guna menumbuhkan bibit-bibit wirausaha di lingkungan kampus, Universitas Pasundan melalui PIC Kewirausahaan dan Unit Inkubator Bisnis tengah gencar menampung mahasiswa yang memiliki potensi di bidang tersebut.
PIC Kewirausahaan yang menjadi bagian terintegrasi dari 9 program MBKM dipercayakan kepada dosen prodi Administrasi Bisnis Dr. Ida Hindarsyah, M.Si. Sejak menerima SK pada bulan lalu, ia bertugas mengoordinasi mahasiswa untuk turut serta dalam program kewirausahaan dari Kemendikbudristek, yaitu Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia (KBMI) dan Akselerasi Startup Mahasiswa Indonesia (ASMI).
Program KBMI terbuka bagi seluruh mahasiswa untuk membuat ide bisnis yang dapat dikomersialkan. Sementara ASMI mengharuskan mahasiswa memiliki transaksi usaha kurang lebih enam bulan sebelum program dilakukan.
“Meski gelombang kedua baru dibuka Februari 2022 mendatang, namun persiapan sudah dilakukan dari sekarang. Kami mulai mengidentifikasi mahasiswa yang terlihat bergerak ke arah sana (wirausaha). Sehingga, ketika dibuka sudah ada daftar mahasiswa untuk diajukan di program terkait,” jelasnya, Selasa (3/8/2021).
Ia mengaku, menumbuhkan kemandirian mahasiswa tidaklah mudah. Oleh karena itu, selain terlibat di Inkubator Bisnis, ia berencana bekerja sama dengan dosen kewirausahaan sebagai upaya menjaring mahasiswa yang punya potensi maupun sedang menjalankan usaha.
Menurutnya, keterlibatan mahasiswa Unpas di ranah kewirausahaan belum begitu masif. Dari rata-rata 15 ribu mahasiswa aktif, seharusnya minimal ada 3 persen yang menggeluti bidang wirausaha. Tetapi, di angkatan pertama, belum banyak yang mengikuti program MBKM.
“Tidak tercapainya jumlah peserta di Kemendikbudristek bisa jadi karena ketidaktahuan atau ketidakpahaman mahasiswa, karena programnya pun masih baru. Saya yakin, mahasiswa di semua fakultas mempunyai potensi masing-masing,” lanjutnya.
Saat ini, ia fokus menggali potensi wirausaha mahasiswa di tiap fakultas agar dapat terwujud kolaboraksi. Mahasiswa akan dibina, sehingga business plan yang disusun tidak sekadar di atas kertas, melainkan bisa diteruskan secara kontinu.
Ia menambahkan, apabila pendekatan kepada fakultas dan prodi dilakukan secara intens, niscaya potensi wirausaha mahasiswa akan muncul. Terbukti, saat dirinya masih menjabat sebagai Ketua Prodi Administrasi Bisnis, ia berhasil mendirikan komunitas Geniuspreneur bersama mahasiswa dan animonya cukup besar.
“Di Geniuspreneur yang lingkupnya hanya di prodi Administrasi Bisnis saja terjaring cukup banyak. Bahkan, ada yang omzet bisnisnya sudah mencapai miliaran. Kalau sosialisasinya lebih intens, tentu semakin banyak potensi yang bisa dikembangkan,” tuturnya.
Dari sisi peran Inkubator Bisnis, ada tiga poin yang ditekankan, yaitu pra inkubasi, inkubasi, dan pasca inkubasi. Mahasiswa yang terdata akan dipilah dan diseleksi di tiap tahapnya.
“Kebetulan, saya memiliki mitra di perusahaan akselerasi bisnis, jadi nanti bisa kerja sama. Saya sekarang tergabung di perkumpulan inkubator bisnis di Jawa Barat. Saya aktif mengarahkan perguruan tinggi serta melakukan pembinaan inkubator bisnis dan mahasiswa. Kita akan coba aktifkan di Unpas supaya mahasiswa bisa terlihat data dan kiprahnya,” pungkasnya. (Reta)*