
BANDUNG, unpas.ac.id – Ribuan warga terdampak erupsi Gunung Semeru masih mengungsi di sejumlah titik. Selain kebutuhan materi, kondisi mental anak-anak pascabencana juga memerlukan penanganan psikologis, salah satunya melalui trauma healing.
Untuk itu, relawan dari UKM Racana Pramuka dan Korps Sukarela (KSR) Universitas Pasundan yang diterjunkan ke lokasi pengungsian erupsi Gunung Semeru mengadakan program trauma healing bagi anak-anak guna memulihkan rasa trauma, sekaligus mengedukasi tentang mitigasi bencana.

Program ini berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat dan diikuti kepada anak-anak TK Dharma Wanita 02 Sumberwuluh, Kecamatan Candirejo, Kabupaten Lumajang.
Post-Traumatic Stress Disorder (PSTD) atau gangguan stres pascatrauma sangat rentan terjadi pada anak-anak ketimbang orang dewasa. Sebab, anak seringkali sulit menceritakan kecemasannya dibanding orang dewasa.
Menurut relawan Racana Pramuka Unpas, Suci Anggraini Bima Putri, metode trauma healing yang tepat untuk anak-anak adalah bermain. Anak-anak mesti diajak melakukan hal-hal yang menyenangkan, sehingga tidak menimbulkan dampak psikologis, seperti sedih, sulit tidur, hingga menyendiri.
“Trauma healing merupakan kebutuhan penting bagi korban bencana. Dengan terapi trauma healing, diharapkan korban bisa benar-benar sembuh dari traumanya dan dapat menjalani kehidupan sebagaimana sebelum bencana terjadi,” katanya.
Program trauma healing pada anak-anak korban erupsi Gunung Semeru diisi dengan kegiatan mewarnai gambar untuk melatih kreativitas, membangun kemampuan motorik, dan mengembalikan keceriaan anak-anak.

“Harapan kami, mewarnai sebagai aksi trauma healing bisa sedikit menghibur mereka. Mengajak anak-anak terdampak erupsi untuk bermain meski di sekitar lokasi bencana diharapkan dapat membantu pemulihan trauma,” lanjutnya.
Suci berharap, nantinya anak-anak ini terbentuk menjadi pribadi yang lebih tangguh dan bisa melalui kehidupannya tanpa terganggu peristiwa bencana di masa lalu.
Wakil Rektor III Unpas, Dr. H. Deden Ramdan, M.Si. mengatakan, relawan yang turun ke lokasi bencana erupsi Gunung Semeru dipastikan kompeten dan telah memahami asesmen lapangan.
“Relawan mahasiswa Unpas sudah paham tentang tindak evakuasi, distribusi logistik, termasuk trauma healing kepada anak-anak terdampak bencana dan aktivitas lain yang diperlukan. Ini adalah bagian dari tugas kemanusiaan sebagai wujud bakti dan pengabdian untuk negeri,” tuturnya. (Reta)*

