BANDUNG, unpas.ac.id – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan memperkuat kerja sama dengan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMA, SMK, dan MA se-Kota Bandung lewat penandatanganan MoA, Senin (13/3/2023).
Kegiatan tersebut dibarengi dengan seminar Peran dan Fungsi Guru BK di Era Merdeka Belajar yang dipaparkan oleh Guru Besar Bidang Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd.
Dekan FEB Unpas Dr. H. Atang Hermawan, MSIE. Ak. menuturkan, kerja sama yang dirintis bertujuan mengembangkan potensi anak didik agar menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan dan memiliki daya saing.

Selain itu, mewujudkan pengabdian kepada masyarakat (PKM) berbasis penalaran dan menghasilkan penelitian yang bermanfaat.
“Ada dua fokus program, yaitu PKM melalui peran dosen yang nantinya melibatkan dewan guru di lapangan, serta pembimbingan karya ilmiah yang bermutu, karena itu jadi tuntutan dan tolok ukur kesuksesan lembaga pendidikan,” jelasnya.
FEB Unpas siap meningkatkan kompetensi dan social skill siswa lewat kurikulum pendidikan terbaru dan metode pengajaran berkualitas, sehingga melahirkan lulusan yang profesional di bidang perpajakan, perbankan, dan akuntansi.
Seminar Peran dan Fungsi Guru BK
Di era Merdeka Belajar, menurut Prof. Uman, guru BK mempunyai peran penting dalam membentuk minat, bakat, dan karakter siswa di sekolah.
Guru BK tidak hanya dituntut memahami mata pelajaran, tapi juga mesti berperan sebagai konselor, konsultan, koordinator, asesor, dan pengembang karier.

Kendati demikian, sebelum memperkenalkan konsep Merdeka Belajar, guru BK harus lebih dulu merdeka, serta menunjukkan keterampilan, sikap qanaah, istiqamah, dan bagaimana mengaktualisasikan cita-cita agar bisa dicontoh siswa-siswinya.
“Guru BK memberikan sebuah kemerdekaan dan mengantarkan nasib siswa untuk menjadi manusia merdeka,” tuturnya.
Ia menambahkan, ketika merekomendasikan perguruan tinggi, guru BK juga harus bisa menjelaskan perkembangan pendidikan saat ini, pendalaman kemampuan, hingga prospek karier prodi yang diminati siswa.
“Guru BK bukan sekadar role model, tapi live model, karena guru BK adalah orang yang masagi, mampu menempatkan diri, memahami perilaku sendiri dan orang lain, dan terpenting jadi orang pertama di sekolah,” tandasnya. (Reta)**