BANDUNG, unpas.ac.id – Pasca Idul Fitri 1445 H, Universitas Pasundan mengukuhkan tiga Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), yaitu Prof. Dr. Ade Priangani, M.Si. (Guru Besar Bidang Ilmu Hubungan Internasional), Prof. Dr. R. Taqwaty Firdausijah, M.Si. (Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen SDM Sektor Publik), dan Prof. Dr. Iwan Satibi, S.Sos., M.Si. (Guru Besar Bidang Ilmu Administrasi Publik), Sabtu (27/4/2024) di Mandala Saba Ir. H. Djuanda, Kampus II Unpas.
Masing-masing Guru Besar yang dikukuhkan menyampaikan orasi ilmiah berjudul:
- Ekonomi Syariah sebagai Alternatif Tata Kelola Ekonomi Politik Global (Prof. Ade)
- Transformasi Manajemen SDM Sektor Publik di Era Digital (Prof. Taqwaty)
- Konstruksi Model Sinergitas Kebijakan Publik Berbasis Etis (Prof. Iwan)
Rektor Unpas Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc. mengatakan, dengan bertambahnya tiga Guru Besar baru, saat ini Unpas memiliki total 38 Guru Besar dan pekan depan akan kembali mengukuhkan 2 Guru Besar di bidang ilmu Teknik Mesin dan Pendidikan Biologi. Angka tersebut menjadikan Unpas sebagai perguruan tinggi dengan jumlah Guru Besar terbanyak di lingkungan LLDIKTI IV Jawa Barat-Banten.
Rektor optimis, setelah dikukuhkan, ketiganya akan menghasilkan karya, inspirasi, dan ide-ide brilian sesuai bidang ilmunya, serta menjadi ilmuwan yang lebih produktif dan menunjukkan kontribusi positif pada masyarakat luas.
“Bertambahnya Guru Besar patut kita syukuri, karena tandanya mutu dan eksistensi Unpas akan semakin kokoh. Guru Besar diharapkan jadi sosok profesional yang mampu membantu Unpas dalam menjawab tantangan yang makin kompleks,” katanya.
Dorong Lektor Kepala Ajukan Guru Besar
Rektor juga meminta Guru Besar untuk mengarahkan rekan-rekannya yang masih menyandang jabatan akademik Lektor Kepala untuk segera mengajukan kenaikan jabatan Guru Besar.
“Lektor Kepala di Unpas jumlahnya sangat banyak dan sebetulnya tinggal satu langkah lagi menuju jabatan akademik tertinggi (Guru Besar). Namun, dalam prosesnya kami menekankan untuk tetap mengikuti aturan baku yang sudah ditentukan, terutama terkait karya ilmiah, karena sekarang banyak kasus plagiarisme dan praktik akademik yang tidak etis,” jelasnya.
Selain karya nyata yang terbarukan dan brilian, Rektor menilai, etika akademik dan integritas profesional juga tak kalah penting untuk membentuk citra personal maupun reputasi perguruan tinggi. Sebab, seorang Guru Besar bukan hanya dituntut untuk kompeten di bidangnya, tetapi juga menjadi contoh bagi seluruh civitas akademika.
Kehadiran Guru Besar akan memperkuat kredibilitas lembaga dan pandangan masyarakat terhadap Unpas. Untuk itu, Unpas terus mendorong fakultas yang belum memiliki Guru Besar maupun fakultas yang jumlah Guru Besarnya masih sedikit untuk meningkatkan upaya dalam mencetak dan mendukung dosen yang potensial untuk mencapai jabatan akademik Guru Besar.
“Masyarakat memandang Unpas sebagai perguruan tinggi yang reputasinya bagus karena peringkat akreditasnya sudah Unggul. Maka, kita tinggal dorong prodi untuk mendapat pengakuan (akreditasi) internasional, salah satunya indikatornya tentu dilihat dari jumlah dan produktivitas Guru Besar,” ujarnya.
Ketua YPT Pasundan Dr. H. Makbul Mansyur, M.Si. dalam sambutannya menekankan kepada Guru Besar yang baru dikukuhkan untuk loyal kepada Unpas dengan terus berkarya dan memanfaatkan keilmuannya untuk mendongkrak perkembangan Unpas.
“Begitu dikukuhkan, jangan sampai terbersit untuk meninggalkan Unpas, karena Unpas adalah ibu yang mengandung dan melahirkan anda. Juga, jangan lupa untuk berterima kasih kepada keluarga, karena mereka adalah pemberi energi yang luar biasa sehingga anda bisa sampai di titik ini,” tegasnya.
Guru Besar Tunjang Produktivitas Pendidikan
Sementara itu, Kepala LLDIKTI IV Jabar-Banten Dr. M. Samsuri, M.T., IPU. menyampaikan, inti dari kualitas perguruan tinggi ditentukan oleh dua hal, yakni kualitas lulusan dan produktivitas pendidikan. Hadirnya Guru Besar baru menjadi penyuntik semangat dan modal berharga untuk meningkatkan produktivitas Unpas serta membantu menyelesaikan tantangan dan persoalan yang dihadapi Unpas.
Secara administratif, jabatan Guru Besar merupakan jabatan tertinggi. Namun, secara substansial dan esensial, ini merupakan awal untuk menjadi lebih produktif dan berkinerja hebat. Dengan adanya Guru Besar, banyak mahasiswa yang dapat dibimbing untuk mencapai gelar doktor dan membangun kolaborasi untuk meningkatkan reputasi akademik.
“Di tengah banyaknya isu yang berkaitan dengan julukan Guru Besar, yang harus kita lakukan adalah membuktikan bahwa kita bisa menjadi Guru Besar yang produktif dengan memiliki karya-karya orisinal yang muncul dari ide dan gagasan kita, karena pikiran kita untuk turut serta dalam memajukan pendidikan bangsa dan negara sangat penting,” tandasnya. (RetaAS)