BANDUNG, unpas.ac.id – Sejak 2012, Universitas Pasundan ditunjuk oleh perusahaan software Korea Selatan, North Star Developer’s Village (NSDevil) sebagai mitra dalam pengembangan UBT Technology (Ubiquitous Base Test), U-Learning, dan HBTS (Human Brain Thinking Styles).
Hingga saat ini, inovasi asal Negeri Ginseng tersebut masih dipergunakan, khususnya teknologi HBTS untuk mengetahui kecenderungan atau dominasi otak calon wisudawan dalam menentukan pilihannya di dunia kerja dan keperluan rekrutmen karyawan.
HBTS merupakan tes analisis otak dan kepribadian. Tes HBTS dilakukan untuk memperoleh gambaran pola berpikir otak manusia. Hasil analisisnya akan menggambarkan pola dominasi atau cara berpikir otak manusia saat masih anak-anak, remaja, dan dewasa.
Wakil Rektor II Unpas Dr. Ir. Yudi Garnida, M.P. mengungkapkan, di bidang SDM, tes HBTS dimanfaatkan untuk rekrutmen calon pegawai. Sebelumnya, calon pegawai diharuskan mengisi kuesioner menggunakan perangkat tablet yang memanfaatkan sistem teknologi terkini untuk dianalisis.
“HBTS akan merekam jejak calon pegawai untuk melihat apakah terjadi perubahan signifikan terhadap perilaku yang bersangkutan. Perilakunya cenderung memburuk atau membaik? Hasil inilah yang kita ambil sebagai acuan jika sewaktu-waktu terjadi masalah, kira-kira bagaimana langkah penanganan atau penyelesaiannya,” ujarnya, Jumat (22/10/2021).
Menurutnya, penggunaan HBTS untuk rekrutmen calon pegawai terbilang efektif dan membantu mempersingkat waktu. HBTS akan memberikan rekomendasi hasil seleksi pegawai yang sesuai dengan kriteria, terutama dari segi psikologi.
“Dengan menggunakan teknologi HBTS, akurasi dan kecepatan hasil analisis bisa langsung kami terima. Waktunya pun cukup singkat, kurang lebih satu jam sampai seluruh prosesnya selesai. Dari hasil analisis, akan diketahui otak bagian mana yang lebih dominan, karena masing-masing memiliki karakterisitik berbeda-beda,” katanya.
Empat bagian otak yang akan dianalisis dalam tes HBTS meliputi otak kiri depan, otak kanan depan, otak kiri belakang, dan otak kanan belakang. Tidak hanya memperoleh hasil rekomendasi, Unpas juga menggunakan hasil tes HBTS untuk membina karyawan.
Selain rekrutmen pegawai, sebelum pandemi HBTS juga diterapkan kepada calon wisudawan. Gunanya, untuk memberikan gambaran mengenai ketertarikan dan kecenderungan calon wisudawan di dunia kerja.
“Banyak mahasiswa yang latar belakangnya dari program studi X, tapi ternyata tidak cocok di bidang terkait. Bedanya dengan rekrutmen pegawai, untuk wisudawan disertai dengan advice (anjuran), konsultasi, dan uraian lainnya yang hanya diketahui oleh dia pribadi,” sambungnya.
Menurutnya, tes HBTS penting untuk mengarahkan calon wisudawan dalam mencari lapangan pekerjaan yang sesuai. Di samping itu, calon wisudawan juga dapat mengetahui keadaannya, serta perubahan perilaku dan sifat-sifatnya.
“Mengingat kondisi belum sepenuhnya normal, tes HBTS untuk calon wisudawan ditiadakan sementara, karena kalau datang ke kampus kami rasa bahaya juga. Tapi, kemungkinan akan diadakan kembali tergantung kebijakan Rektor,” tutupnya. (Reta)*