BANDUNG, unpas.ac.id – Guna meningkatkan potensi dosen dalam menyusun bahan ajar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pasundan bekerja sama dengan penerbit nasional RajaGrafindo Persada menggelar Workshop Penulisan dan Penerbitan Buku Ajar secara daring, Jumat (6/8/2021).
Pada kesempatan ini, Dekan FKIP Dr. H. Uus Toharudin, M.Pd dan Senior Editor RajaGrafindo Persada Monalisa, M.Si hadir sebagai pemateri. Dekan memaparkan secara lengkap materi mengenai penyusunan bahan ajar berorientasi literasi sains bagi peserta didik.
Ia menjelaskan tentang pentingnya bahan ajar dalam proses pendidikan, hingga kiat-kiat menyusun bahan ajar berorientasi literasi sains. Sebelumnya, ia juga telah menerbitkan dua buku berjudul Membangun Literasi Sains Peserta Didik dan Literasi Sains Pendekatan Pembelajaran Kontemporer.
“Literasi sains penting supaya kita dapat berpikir kritis, menyelesaikan masalah secara kreatif, mampu bekerja sama, dan berkomunikasi dengan lebih baik. Pada dasarnya, literasi sains harus kontekstual, memenuhi kebutuhan sosial, budaya, dan kenegaraan, sesuai dengan standar mutu pembelajaran, holistik, terintegrasi, kolaboratif, dan partisipatif,” ujarnya.
Dalam menyusun bahan ajar berorientasi literasi sains, terdapat empat kriteria yang mesti diperhatikan, yaitu aspek pemahaman terhadap istilah-istilah sains, aspek membaca nama sains, aspek pembelajaran sains, dan aspek komunikasi secara lisan dalam pembelajaran sains.
“Untuk menganalisis dan mengembangkan bahan ajar literasi sains juga memuat empat kategori, meliputi sains sebagai batang tubuh, sains sebagai cara untuk menyelidiki, sains sebagai cara berpikir, dan interaksi sains teknologi dengan masyarakat,” sambungnya.
Menurutnya, bahan ajar yang baik setidaknya memuat unsur akurasi, relevan, komunikatif, lengkap dan sistematis, berorientasi pada peserta didik, berpihak pada ideologi bangsa dan negara, menggunakan kaidah bahasa dengan benar, dan terbaca.
Langkah penyusunan bahan ajar berorientasi literasi sains terdiri dari tiga bagian, yaitu perencanaan, penulisan, dan pemanfaatan bahan ajar. Meski tampak sederhana, namun perlu memperhatikan poin penting di masing-masing tahapannya.
“Pengembangan bahan ajar disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum dan mempertimbangkan prinsip-prinsip pembelajaran. Antara lain memulai dari yang mudah, mengulang untuk memperkuat pemahaman, melakukan umpan balik positif, memberikan motivasi belajar dan kemudahan, serta mengetahui hasil yang hendak dicapai,” jelasnya.
Dengan demikian, manfaat pengembangan bahan ajar akan terasa lebih maksimal. Bahan ajar yang diperoleh akan sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan belajar. Selain itu, dapat membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara pendidik dengan peserta didik, dan masih banyak manfaat lainnya.
Agenda workshop dilanjutkan dengan penyampaian materi penerbitan bahan ajar oleh Senior Editor RajaGrafindo Persada dan ditutup dengan sesi tanya jawab bersama peserta dari FKIP Unpas. (Reta)*