BANDUNG, unpas.ac.id – Saat puasa, tubuh kita memang terkadang lemas. Hal ini dinilai wajar karena sekitar 12 jam kita tidak makan dan minum. Oleh sebab itu, menjaga daya tahan tubuh merupakan faktor penting yang mesti diperhatikan saat berpuasa.
Pakar Kesehatan sekaligus Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Pasundan (Unpas), dr. Trias Nugrahadi menjelaskan, berpuasa selama Ramadan memaksa tubuh untuk menggunakan cadangan gula dan lemak.
Selain memperhatikan pola makan, masyarakat juga perlu mengetahui mekanisme pencernaan makanan. Menurut dr. Trias, makanan yang dikonsumsi saat sahur harus dapat memenuhi kebutuhan energi sampai waktu berbuka puasa.
Berikut kiat-kiat dari dr. Trias agar daya tahan tubuh tetap terjaga selama puasa:
Perhatikan asupan makanan pokok
Saat sahur, tidak dianjurkan mengonsumsi makanan yang terlalu manis karena akan mudah dicerna. Akibatnya, perut lebih cepat merasa lapar. Begitu pula ketika berbuka, memakan makanan yang mengandung gula berlebih juga akan menyebabkan kantuk.
“Konsumsi makanan yang kaya serat ketika sahur, seperti sayuran dan buah-buahan. Keduanya dicerna lebih lambat, sehingga jadi tahan lapar. Saat buka puasa juga jangan kalap, hindari makanan dengan kandungan gula kompleks, misalnya kolak, atau jus buah yang sudah dicampur susu dan gula,” jelasnya di Kampus V Unpas, Jalan Sumatera No 41, Bandung, Senin (19/4/2021).
Makanan manis yang dikonsumsi berlebihan saat berbuka memberikan beban lebih banyak ke pencernaan, terlebih dalam keadaan perut kosong. Pencernaan yang seharusnya istirahat justru dipaksa mencerna makanan dan kapasitas oksigen di otak juga tidak tercukupi.
Hindari berbuka dengan makanan pedas dan berminyak
Jangan langsung menyantap gorengan saat berbuka puasa, sebab akan menghambat pencernaan dan mengikat hampir 20 persen oksigen. Sedangkan otak memerlukan oksigen agar tubuh menjadi segar dan tidak cepat mengantuk, terutama saat melaksanakan ibadah tarawih.
“Makanan pedas juga sebaiknya dihindari. Di samping beban ke pencernaan, lemak juga sulit terbakar. Selain itu, makanan pedas berpotensi menyebabkan diare, lalu kita bisa kehilangan banyak cairan,” tambahnya.
Jangan minum kopi saat sahur dan penuhi kebutuhan air putih
Pastikan kebutuhan air putih minimal 8 gelas per hari terpenuhi. Dalam jangka waktu mulai dari berbuka puasa hingga sahur, air putih yang diminum harus cukup, sehingga tidak dehidrasi.
Usahakan juga untuk tidak meminum kopi saat sahur. Kopi akan menyebabkan efek diuretik atau ingin buang air terus menerus. Sebagai gantinya, konsumsilah makanan yang bisa menyerap air, salah satunya pisang.
“Kalau saat sahur makan pisang itu bagus, karena mengandung potasium yang akan menahan air dalam tubuh. Kita akan terhindar dari dehidrasi dan menjadi lebih segar,” ujarnya.
Ketahui mekanisme pencernaan makanan
Hal penting lain yang harus diperhatikan saat puasa adalah memahami mekanisme pencernaan makanan. Pada 8 jam pertama setelah sahur, tubuh akan mencerna makanan sahur menjadi energi. Baru setelah pukul 12 siang, tubuh mulai mengambil energi dari lemak.
“Maka dari itu saya tekankan, pada saat sahur jangan makan makanan yang terlalu manis dan cepat dicerna agar perut tidak kosong terlalu banyak. Seimbangkan gizi dengan memenuhi karbohidrat, serat, maupun protein dari sumber hewani dan nabati,” pungkasnya. (Reta Amaliyah S)*