BANDUNG, unpas.ac.id – Terpilih menjadi satu dari 22 Ajudan Gubernur Jawa Barat melalui program Jabar Future Leader 2021 merupakan kesempatan berharga bagi Valda Zahirra Sidqi, mahasiswi angkatan 2019 jurusan Ilmu Hukum Universitas Pasundan.
Untuk sampai pada posisi tersebut, tentu bukan proses yang mudah karena Valda harus bersaing dengan 11.171 peserta lain. Sejak awal pendaftaran, mahasiswi asal Bandung yang mahir berbahasa Inggris ini merasa cukup percaya diri karena memiliki sejumlah prestasi akademik dan pengalaman public speaking.
“Pada seleksi pertama, peserta diwajibkan membuat vlog berdurasi satu menit dan esai maksimal 500 kata bertema Harapan untuk Jawa Barat dan Indonesia. Saya berusaha menonjolkan public speaking dan membuat video yang memiliki ciri khas. Sedangkan esai, saya cukup percaya diri karena sudah punya pengalaman menuangkan ide dalam bentuk tulisan,” katanya, Sabtu (8/5/2021).
Berkat presentasi mengenai pentingnya menjadi pribadi yang produktif, Valda lolos seleksi kedua bersama 50 peserta lainnya. Pada seleksi kedua, Valda mampu melewati tes fisik, wawancara lisan, dan psikotes dengan baik.
“Saat wawancara, perlu memperhatikan beberapa aspek, salah satunya sikap. Jadi, harus ramah, jangan cuek, dan tidak gegabah. Sebisa mungkin menjawab dengan hati-hati, namun pesannya tersampaikan,” jelas Valda.
Didasari rasa ingin tahu dan suka mencoba hal-hal baru membuat Valda yakin bisa lolos seluruh rangkaian seleksi Jabar Future Leader. Melalui program ini, ia ingin menumbuhkan kualitas diri dan meningkatkan jiwa kepemimpinannya.
“Menjadi ajudan berarti harus teliti, detail, multitasking, rapi, dan ramah, semuanya harus seimbang. Saya juga ingin menginspirasi orang lain agar di masa pandemi tetap produktif dengan mengikuti kegiatan positif seperti Jabar Future Leader ini,” tuturnya.
Selain pengetahuan, aspek lain yang penting diperhatikan yaitu kesiapan mental. Tidak dipungkiri, rasa pesimis sempat terlintas di benaknya, terlebih jumlah kandidat menjelang penutupan pendaftaran semakin banyak.
“Saya mencoba menyingkirkan ketidakyakinan tersebut dan kembali pada prinsip bahwa saya sudah berusaha yang terbaik. Terpenting, selalu dibarengi dengan doa dan selebihnya serahkan kepada Yang Maha Kuasa,” sambungnya.
Dengan berkesempatan menjadi Ajudan Gubernur Jawa Barat, ia akan memperoleh banyak manfaat terutama di bidang kepemimpinan. Apalagi, ia menyukai pemimpin yang berpikiran luas dan akrab dengan milenial.
“Setelah bertugas nanti, saya berharap bisa menerapkan contoh-contoh positif seperti sifat seorang pemimpin, khususnya untuk diri sendiri dan umumnya kepada masyarakat,” tutupnya. (Reta Amaliyah S)*