BANDUNG, unpas.ac.id – Rektor Universitas Pasundan Prof. Dr. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU menerima kunjungan kerja Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen. Pol. Boy Rafli Amar beserta jajarannya, Kamis (13/1/2022).
Selain silaturahmi, dalam kesempatan ini Kepala BNPT juga membicarakan tentang pengembangan konsep kerja sama berbasis dialog guna mengedukasi anak-anak muda di lingkungan perguruan tinggi mengenai bahaya radikal terorisme.
Menurutnya, generasi muda begitu rentan terpapar paham radikal terorisme. Ia menilai kerja sama dengan kalangan akademisi, termasuk Universitas Pasundan, sangat diperlukan untuk mencegah paparan radikalisme dan terorisme pada generasi muda.
“Ini merupakan upaya BNPT dalam mengedukasi dan melakukan kontra narasi terhadap propaganda radikal terorisme yang disebarkan oleh jaringan teroris. Apalagi, sekarang mereka banyak menyasar dan mencari pengikut dari generasi muda,” katanya.
Ia menuturkan, Unpas dengan jumlah mahasiswa yang mencapai puluhan ribu sangat ideal untuk dijadikan tempat edukasi. Dengan demikian, mahasiswa Unpas bisa tercegah dari ideologi berbasis kekerasan.
“Kami ingin menyelamatkan generasi muda yang belum terpapar. Apabila sudah ada yang terindikasi tentu penanganannya lain lagi. Sama halnya seperti virus, terorisme juga memerlukan vaksin, yaitu dengan memperkokoh wawasan kebangsaan dan semangat bela negara,” tuturnya.
Langkah tersebut niscaya akan membangun ketahanan yang baik, sehingga ketika menjumpai tawaran ideologi berbasis kekerasan dan hal-hal yang mengarah kepada intoleran, masyarakat bisa dengan sendirinya menilai dan menolak.
“Untuk itu, kami perlu meningkatkan kewaspadaan dini agar paham radikal terorisme berbasis kekerasan tidak menyebar luas. Itu kondisi ideal yang kami harapkan,” lanjutnya.
Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf mengatakan, program-program BNPT masih relevan dengan kegiatannya selaku ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Jawa Barat dan Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkoba (Artipena).
“Kami berupaya memperkuat pentahelix, salah satunya lewat kolaborasi pelaksanaan program deradikalisasi. Kami juga telah memulai Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) sebagai wujud nyata bela negara,” tegasnya.
Upaya lain terkait pencegahan bahaya terorisme sudah diimplementasikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) melalui mata kuliah wajib Terorisme Sebagai Ancaman Global.
“Unpas akan membuka Pusat Kajian Terorisme untuk mengefektifkan gerakan yang berkaitan dengan radikalisasi,” jelas Rektor.
Rencananya, Februari mendatang Unpas akan mengadakan perjanjian kerja sama dan MoA dengan BNPT agar ke depannya bisa berjalan beriringan untuk menghindari bahaya terorisme di masyarakat. (Reta)*