BANDUNG, unpas.ac.id – Ketahanan pangan merupakan isu strategis yang kini tengah dihadapi Kota Bandung. Tercatat hampir 97 persen kebutuhan pangan masyarakat Kota Bandung dipasok dari luar daerah.
Hingga 2020, sisa lahan sawah di Kota Bandung tinggal seluas 670 hektar yang semakin hari terus menyusut, baik untuk pembangunan hunian maupun keperluan lain. Pemkot Bandung bahkan hanya memiliki 23 hektar dari keseluruhan sisa lahan.
Untuk membantu menangani masalah ketahanan pangan di Kota Bandung, Pascasarjana Universitas Pasundan melakukan penandatanganan MoA dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung.
Penandatanganan MoA ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang telah dijalin sebelumnya. Nantinya, untuk mengatasi persoalan ketahanan pangan, Unpas akan melibatkan produk inovasi prodi Teknologi Pangan dan berbagai disiplin ilmu.
Penandatanganan kerja sama dihadiri Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU., Direktur Pascasarjana Unpas Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si., Ketua YPT Pasundan Dr. H. Makbul Mansyur, M.Si., para Wakil Rektor, Wakil Direktur Pascasarjana, dan Kaprodi Magister.
Sementara dari Pemkot Bandung hadir Plt. Wali Kota Bandung Kang Yana Mulyana, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung Ir. Gin Gin Ginanjar, M.Eng., beserta segenap jajaran lainnya.
“Kita punya prodi Teknologi Pangan yang memang relate dengan masalah ketahanan pangan. Tentunya (keterlibatan prodi) akan diperluas karena menyangkut dimensi sosial, ekonomi, produksi, distribusi, sampai konsumsi,” ujar Rektor.
Menurut Rektor, ketahanan pangan menjadi domain ekonomi dan politik. Jika dibiarkan berlarut-larut, masalah tersebut dikhawatirkan tidak hanya memengaruhi ketersediaan pangan, namun juga kebutuhan air dan energi.
“Kita harus bersiap supaya Kota Bandung bisa mandiri dalam memasok bahan pangan dan memanfaatkan lahan yang ada. Salah satunya dengan melakukan program pertanian urban atau urban farming yang digalakkan DKPP Kota Bandung melalui program Buruan SAE,” lanjutnya.
Kadin DKPP Kota Bandung Ir. Gin Gin Ginanjar, M.Eng. menjelaskan, Buruan SAE atau pekarangan Sehat, Alami, Ekonomis merupakan program urban farming terintegrasi untuk membangun ketahanan pangan.
“Program ini memanfaatkan halaman rumah untuk ditanami sayur-sayuran, sehingga masyarakat Kota Bandung memiliki kekuatan untuk menghasilkan produk pangan. Buruan SAE kini makin berkembang dan jadi wisata edukasi,” jelasnya.
DKPP Kota Bandung juga mempunyai UPT Pembibitan Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan yang ke depannya akan dijadikan wahana pengabdian kepada masyarakat oleh civitas akademika Unpas.
“Terima kasih atas dukungan dan saran-saran dari Unpas untuk pengembangan program DKPP Kota Bandung. Mudah-mudahan kebiasaan bertani masyarakat Kota Bandung bisa kembali bangkit,” tuturnya.
Plt. Wali Kota Bandung Kang Yana Mulyana berharap, MoA DKPP Kota Bandung dengan Unpas dapat mendorong pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.
“Saya yakin, masyarakat Kota Bandung mampu berkolaborasi dalam mewujudkan ketahanan pangan karena rasa gotong royongnya tinggi. Kita butuh Unpas untuk menyumbangkan pemikiran baru demi kemajuan Kota Bandung” tutupnya. (Reta)*