Wakil Rektor I Unpas Dr. H. Jaja Suteja, M.Si (kanan) menyerahkan cenderamata kepada Tomomi Hoshiko
Universitas Pasundan diminta ikutserta dalam program penelitian yang bernama “Research Complex Programme” yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Kitakyushu, Jepang, melalui Yayasan Kitakyushu Kitakyushu untuk Kemajuan Industri, Sains & Teknologi (FAIS). Yayasan ini bekerjasama pula dengan Badan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang (JST = Japan Science and Technology Agency) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi (MEXT) Jepang.
Hal itu disampaikan oleh Tomomi Hoshiko, Ph.D dari FAIS kepada Wakil Rektor I Unpas Dr. H. Jaja Suteja, M.Si pada pertemuan di ruang rapat Rektorat Unpas Jl. Setiabudhi 193 Bandung, Selasa 26 Juli 2016.
Wakil Rektor I Unpas didampingi Dr. Yonik Meilawati (mantan Ketua Program Studi Teknik Lingkungan), sedangkan tim dari FAIS terdiri dari Tomomi Hoshiko, Ph.D., Yuji Ushijama, Atsushi Sonoda dan Ellnovianty Nine sebagai CEO Japan Work Studi yang berkedudukan di Bandung.
Tomomi Hoshiko menjelaskan, Kota Kitakyushu, Jepang, telah dikenal di seluruh dunia sebagai kota yang semula penuh polusi menjadi “Kota Hijau” yang udaranya “rendah karbon”. Kota ini kemudian disepakati di tingkat internasional sebagai kota yang sangat diperlukan dalam membangun masa depan yang cerah dan bahagia untuk kota-kota lainnya di Asia.
“FAIS sebagai penyelenggara program ingin mengajak Unpas untuk berpartisipasi dalam program Research Complex Programme tanpa ada kewajiban keuangan. Jika Unpas setuju, kami akan mengajukan proposalnya kepada Pemerintah Kota Kitakyushu serta kepada JST sebagai penyandang dana. Program ini akan dimulai September 2016 mendatang,” kata Tomomi Hoshiko. Hal ini disambut oleh Wakil Rektor I Unpas dengan perkataan “ya”. Pihak JST menyediakan dana untuk program seperti ini hingga Maret 2020.
Target program ini adalah mensosialisasikan hasil riset bersama itu sehingga pada tahun 2020 pencemaran udara di kota-kota di dunia bisa turun sampai 50%.
“Universitas Pasundan akan memiliki dan peran integral dalam program ini, bahkan bisa multi disiplin ilmu,” katanya. Di dalam hal ini FAIS dan Unpas akan melaksanakan program kolaboratif yang tepat dengan dukungan dana dari JST, serta kerjasama internasional lainnya termasuk pertukaran mahasiswa bahkan mengembangkan bisnis.
Wakil Rektor I Unpas Dr. H. Jaja Suteja mengatakan, Unpas juga belajar dari Kota Kitakyushu karena Unpas ingin menjadi “Green Campus”. Sedangkan Dr. Yonik menjelaskan bahwa Unpas sudah bekerjasama dengan Kota Kitakyushu sejak beberapa waktu yang lalu, antara lain dengan mengirimkan beberapa mahasiswa dari program studi Teknik Lingkungan untuk melakukan penelitian di kota itu. “Banyak potensi yang bisa dikerjasamakan oleh Unpas dan Kitakyushu, jadi kami sangat mendukung program ini,” kata Dr. Yonik. Program yang sudah berjalan antara lain daur ulang sampah dan penjernihan air sungai.
Kerjasama Unpas dengan Jepang juga sudah dilaksanakan sejak tahun 2012. Dr. Yonik Meilawati Yustiani, Ketua Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Pasundan tampil di forum internasional dengan menghadiri Konferensi ASCEE 2012 yang berlangsung 3 – 6 Mei 2012 di Hotel Ramada, Osaka, Jepang. Konferensi ini diikuti lebih dari 100 peserta dari beberapa negara. Selain menjadi presenter, Dr. Yonik juga ditunjuk sebagai moderator dalam konferensi ini.
Konferensi ACSEE (The Asian Conference on Sustainability, Energy, and Environment) 2012 mengundang para ilmuwan dan peneliti dari seluruh dunia untuk berdiskusi dan mencari solusi terhadap masalah yang kompleks ini. ***