BANDUNG, unpas.ac.id – Universitas Pasundan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) terkait penerapan sistem teknologi pengolahan terintegrasi untuk mendukung ketahanan pangan nasional, Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan MBKM, Jumat (17/3/2023).
MoU ditandatangani langsung oleh Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU. dan Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan di Mandala Saba Ir. H. Djuanda, Unpas, Kampus Tamansari.
Meski penyerapan alumni Unpas di PTDI sudah berjalan sejak lama, namun dibutuhkan pengembangan ke arah lain, terutama penyelarasan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dengan perguruan tinggi.
“Unpas sedang menuju entrepreneurial university, sehingga kolaborasi ini sangat penting. Implementasi kompetensi yang dimiliki Unpas, khususnya dalam mendorong ketahanan pangan memerlukan lahan dan kerja sama, salah satunya dengan PT Dirgantara Indonesia,” jelas Rektor.

Unpas dan PTDI akan mengembangkan tanaman sorgum sebagai alternatif pangan dan diversifikasi makanan pokok untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Unpas dengan dukungan kepakaran guru besar dan dosen berperan melakukan penelitian, pengolahan, dan pengembangan sorgum, sementara PTDI mendukung mekanisasi, integrasi, dan industrialisasinya.
“Untuk mencapai ketahanan pangan melalui diversifikasi pangan alternatif, maka diperlukan alat produksi yang mumpuni,” tambahnya.
Optimalisasi Produk Pertanian
Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan, PTDI bakal mendesain dan menciptakan mesin-mesin berstandar industri yang bisa mengoptimalkan pengolahan produk pertanian, meningkatkan kuantitas produksi, dan menambah variasi produk.
Sebelumnya, PTDI dan Fakultas Teknik Unpas sudah lebih dulu berkolaborasi menggagas konsep agroforestry untuk mewujudkan Green Office. Indikator Green Office antara lain diukur dari perolehan Bird-Friendly Certification, konservasi energi, pengelolaan sampah, sistem manajemen air, penghematan listrik, dan transportasi.
“Dari situ, kami mencoba untuk mengakselerasi dan mengaitkannya dengan isu ketahanan pangan. Apalagi, Unpas memiliki expertise di bidang pengolahan sorgum.

Pihaknya lantas berdiskusi dengan guru besar Unpas untuk membangun bisnis potensial yang berkaitan dengan ketahanan pangan.
Dengan kerja sama ini, diharapkan pengolahan sorgum tidak hanya berupa tepung, tapi sampai pada produk siap jual, bahkan dijadikan ransum tentara.
“Fokus pertama adalah mencari lahan untuk menentukan sizing mesinnya. Bersama Unpas, kami akan mengolah 50 hektar lahan tidur untuk ditanami sorgum. Dalam pelaksanaannya, tentu kami melibatkan investor dan petani sorgum,” terangnya.
“Program ini berkaitan erat dengan MBKM dan men-trigger mahasiswa untuk lebih dekat dengan PTDI, karena kebetulan sekarang kami sedang mengupayakan percepatan regenerasi,” tukasnya. (Reta)**