Dr. Asep Dedi Sutrisno, Ketua LPM Unpas
Untuk tahun 2016 sekarang ini, kegiatan yang dilakukan LPM (Lembaga Pengabdian pada Masyarakat) Unpas relatif stabil, tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya. Demikian dikemukakan ketuanya, Dr. Ir. Asep Dedi Sutrisno, MP, pada saat diwawancara di kantornya.
“Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan dosen terangkum dalam 22 proposal yang melibatkan 66 orang, dan saat ini sudah masuk ke Kemenristek Dikti. Jadi,hanya tinggal menunggu pencairan dananya,” ucapnya lagi. Ketika ditanya tentang besaran angka, Asep Dedi menjawab, sekitar 1,1 milyar rupiah.
Meskipun dana belum turun, tapi kegiatan tersebut sudah mulai dilaksanakan. “Hasilnya sudah mendekati 40 persen. Dan nanti, pada bulan Oktober mendatang, laporan harus sudah selesai disusun.”
Jenis kegiatan yang dilaksanakan meliputi pelatihan kewira-usahaan, penerapan teknologi, manajemen, dan kependidikan. Pada dasarnya berupa langkah untuk meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat dan pendidikan, yang merupakan dua dari tiga indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM). “Satu indikator lagi adalah kesehatan, yang belum kami kerjakan, karena belum ada fasilitasnya.”
Semua kegiatan pengabdian dosen tersebut dilaksanakan di luar kampus, bahkan bukan hanya untuk wilayah Jawa Barat saja. “Alhamdulillah, LPM Unpas sudah mampu menembus luar Pulau Jawa. Tak akan lama lagi tim kami akan berangkat ke Minahasa untuk melakukan bimbingan bagi pelaku usaha di bidang pala. Kemudian dilanjutkan ke Padang Pariaman,” ucap Asep Dedi.
Kegiatan LPM didanai oleh pihak lain. “Caranya, ya, kami melakukan kerjasama yang bersifat simbiose mutualistik. Kerjasama dengan instansi pemerintah mulai dari kementrian hingga dinas-dina di tingkat kabupaten dan kota, juga kerjasama dengan lembaga swasta.”
Kementrian Perindustrian, Kementrian Dalam Negeri, dan Kementrian Pertanian sudah cukup lama menjalin kerjasama dengan LPM Unpas. Selain itu dilaksanakan pula kerjasama dengan BKKBN, KUKM, dan Pemprov Jabar, termasuk dengan yang mengelola Energi Sumber Daya Mineral. Sedangkan lembaga swastanya adalah asosiasi-asosiasi dan organisasi profesi lainnya, misalnya yang bergerak di bidang makanan dan minuman, agro industri, dan pemasaran.
Di bidang pendidikan, LPM Unpas punya Metode Pendidikan Literasi yang diaplikasikan untuk pengentasan buta aksara. Kegiatan ini pun termasuk ke dalam kelompok primadona, serta telah membuahkan hasil nyata.
Satu hal yang patut dicatat, dilakukan pula upaya pembinaan bagi para pemuda agar mereka punya kemampuan di bidang perbengkelan, pengembangan seni budaya, dan pemeliharaan lingkungan hidup.
“Pokoknya LPM Unpas melaksanakan solusi tuntas. Anggota masyarakat dilatih keterampilan, lalu dimotivasi di bidang usaha, difasilitasi dalam hal sarana produksi, dan dibantu dalam pemasaran produknya. Selain itu, mereka diberikan pula modal kerja berupa simulasi, per orang berkisar dari 500 ribu hingga satu juta rupiah,” turur Asep Dedi.
Dalam kegiatan di atas yang melibatkan mahasiswa dilaksanakan dalam bentuk KKN Tematik, yaitu memberikan bimbingan kepada masyarakat disesuaikan dengan kondisi setempat, khususnya dalam ketersediaan bahan baku. “Misalnya saja yang pernah dilaksanakan di Samarang, Kabupaten Garut, serta di Kertasari, Kabupaten Bandung.”
Praktik bimbingan di lapangan dilaksanakan selama 40 hari. Setelah itu, anggota masyarakattidak dilepas begitu saja, melainkan terus dipantau dan dievaluasi. “Jadi, secara periodik kami datang ke lokasi, atau bahkan mereka sendiri yang datang ke Unpas. Pemkab setempat pun ada juga yang mengajukan program baru untuk kami tangani. Di Garut, misalnya, setelah KKN Tematik selesai dilaksanakan di Kecamatan Samarang, lalu Dinas Pertanian meminta LPM Unpas untuk melakukan bimbingan terhadap para petani di Kecamatan Bayongbong. Jadi, ya, terus berkelanjutan. Setelah setahun berlangsung, barulah mereka dilepas.”
Lalu bagaimana keadaan masyarakat pasca bimbingan sekarang?
“Sekitar 70 persen kegiatan mereka tetap berjalan, bahkan berkembang. Tapi, tentu saja ada yang gagalnya,” jawab Asep Dedi.
Selain masyarakat di level akar rumput, LPM Unpas pun memberikan bimbingan terhadap anggota DPRD untuk meningkatkan kinerjanya di bidang kelegislasian. Materi yang diberikan meliputi hal-hal yang terkait dengan penyusunan anggaran, serta pengawasan. Kegiatan serupa itu pernah dilaksanakan di Kampus IV Unpas, yaitu pada saat anggota DPRD dari Provinsi Bangka dan Belitung datang berkunjung.
Asep berprinsip, kegiatan pengabdian ini harus membuat masyarakat merasa ketagihan. Maksudnya, mereka merasa butuh, terlebih-lebih dalam upaya mengembangkan ke kegiatan berikutnya. Datangnya mereka ke Unpas bisa dijadikan salah satu indikasi bahwa masyarakat memang membutuhkan bimbingan.
Kegiatan KKN Tematik sepenuhnya dibiayai Pemprov Jabar. Namun untuk tahun ini kegiatan dimaksud belum dilaksanakan. Ketika ditanya mengenai penyebabnya, Asep Dedi menjawab, “Dananya dari Pemprov Jabar tidak ada. Mungkin juga karena saat ini sedang disibukkan menghadapi kegiatan PON.”
Mudah-mudahan untuk tahun depannya kembali berlangsung seperti biasa, katanya lagi.***