BANDUNG, unpas.ac.id – Isu ekonomi kreatif saat ini ramai diperbincangkan di kalangan pebisnis muda dan masyarakat, termasuk civitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan.
Sejalan dengan tantangan bisnis yang semakin berat, FEB Unpas menyelenggarakan Festival Inovasi Ekonomi Kreatif (Fiektif) 5.0 meliputi kompetisi kreasi dan produk inovatif, serta webinar bertajuk ‘How to Become an Innovative Young Entrepreneur’, Kamis (23/12/2021).
Webinar menghadirkan narasumber yang juga praktisi di bidangnya, yaitu Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Tantan Syurya Santana, S.Sos., M.Si., dan Dewan Pembina BPD HIPMI Jabar, Wakomtap Penguatan Internal Kadin, CEO JNC Cookies, sekaligus Owner BOBER Cafe, Jodi Janitra.

Menurut Dekan FEB Unpas, Dr. H. Atang Hermawan, SE., MSIE., Ak., CSRS., CSRA, kewirausahaan atau entrepreneurship merupakan kemampuan untuk memanfaatkan peluang dengan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui kreativitas dan inovasi.
Proses tersebut diawali dengan ide dan pemikiran yang dibarengi lima modal dasar, yaitu modal intelektual, modal sosial dan moral (kejujuran dan kepercayaan untuk membentuk citra di mata publik), modal mental (berdasarkan landasan agama dan keberanian guna menghadapi risiko dan tantangan), serta modal material.
“Ditumbuhkembangkannya spirit kewirausahaan, tentu akan membangkitkan semangat generasi muda untuk turut membuka lapangan kerja lewat wirausaha. Dengan demikian, ke depannya generasi muda tidak hanya menjadi pencari kerja,” katanya.
Perkembangan teknologi memunculkan beragam model bisnis baru yang adaptif dengan era digital, seperti pembayaran online, model langganan, dan sebagainya. Teknologi digital menjadikan bisnis dapat mengeksploitasi peluang lain karena memiliki berbagai keunggulan.
“Bisnis digital menawarkan pilihan yang bervariasi, memperluas jangkauan pasar, memberikan kenyamanan bagi pelanggan, dan berpotensi menghasilkan keuntungan tanpa batas. Untuk itu, diperlukan model bisnis yang tepat agar seorang wirausaha bisa mencapai keberhasilan bisnisnya,” paparnya.
Merujuk pada beberapa hasil riset, bisnis yang menjanjikan di era digital antara lain membangun toko online, bisnis afiliasi, bisnis dropship, YouTuber, influencer di sosial media, menulis konten digital, mengajar online, melayani jasa pembuatan website dan aplikasi mobile, menjual produk digital, konsultan CEO, dan podcaster.
“Mudah-mudahan, kajian ini bisa memberi pencerahan kepada dosen dan mahasiswa, terutama dalam berbisnis, meliputi aspek rencana bisnis, kelayakan bisnis, faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberlangsungan bisnis, serta menyikapi peluang-peluang bisnis,” tuturnya.
Pada kesempatan ini, Sekretaris Disbudpar Kota Bandung Tantan Syurya Santana, S.Sos., M.Si. menyampaikan strategi pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif pasca pandemi Covid-19. Sementara Jodi Janitra lebih menceritakan bagaimana ia merintis dan menjalankan bisnisnya hingga mempunyai banyak unit bisnis seperti sekarang.

Webinar diakhiri dengan pengumuman pemenang lomba dengan ide kreatif terbaik yang diumumkan oleh Ketua Pelaksana Fiektif 5.0, Dr. Ina Ratnamiasih, SE., M.Si. Pemenang terdiri dari juara pertama, tiga runner-up, dan satu ide bisnis favorit.
- Rita Widayanti (Ekonomi): Es Krim Ubi Cilembu dengan Topping Tahu Sumedan dan Chocochips (Juara 1)
- Shafa Bestari (Ekonomi): KenkoCha (Runner-Up 1)
- Alya Nurfauzia (Manajemen Bisnis): Dried Lemon Slice (Runner-Up 2)
- Narenza Fajriah Rizaldi (Manajemen Bisnis): Seblak Keliling Now (Runner-Up 3)
- Rivaldi Aditya Permana (Manajemen Bisnis): Tofu Salt Pepper with Scrambled Egg (Juara Favorit)
(Reta)*