BANDUNG, unpas.ac.id – Meski pandemi sudah memasuki tahun ketiga, Indonesia masih memprioritaskan diplomasi vaksin guna memenuhi kebutuhan vaksinasi dosis lengkap maupun booster sesuai target yang diberikan WHO.
Dukungan vaksin Covid-19 terus mengalir ke Indonesia melalui berbagai skema pengiriman. Mulai dari kerja sama bilateral Indonesia dengan negara lain, hingga kerja sama multilateral seperti COVAX Facility.
Diplomasi vaksin merupakan bagian dari diplomasi kesehatan yang digencarkan pemerintah lewat Kementerian Luar Negeri untuk menanggulangi Covid-19.
Apabila Kemenlu tidak melakukan diplomasi vaksin, maka sulit bagi Indonesia untuk memenuhi stok vaksin dan memberikan vaksinasi kepada lebih dari 270 juta jiwa penduduk.
Dalam konten HI TV terbaru, Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMHI) FISIP Universitas Pasundan mengedukasi masyarakat tentang diplomasi vaksin.
Konten dikemas dalam format video monolog dan disampaikan dengan gaya bahasa yang ringan. Durasi video juga dibuat singkat, namun padat informasi.
Sebelum membahas diplomasi vaksin, M. Ichsan Kamil selaku narator yang beberapa waktu lalu menjadi delegasi FISIP pada pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat universitas juga menjelaskan tentang pengertian diplomasi dan histori diplomasi di Indonesia.

“Isu yang sekarang banyak dibicarakan yaitu diplomasi kesehatan, khususnya diplomasi vaksin. Mungkin teman-teman pernah bertanya, bagaimana Indonesia bisa mendapat pasokan vaksin dan masuk dalam kloter pertama sebagai negara penerima vaksin? Jawabannya adalah diplomasi vaksin,” paparnya.
Paparan tentang diplomasi vaksin diperkuat HIMHI FISIP Unpas pada jurnal berjudul “Diplomasi Vaksin: Upaya Cina dalam Menggunakan Vaksin Covid-19 sebagai Alat Soft-Power”.
“Saya bersama empat rekan saya membuat riset terkait diplomasi vaksin yang dapat diakses di Jurnal TransBORDERS,” ujarnya.
Pemerintah Cina menggunakan kemampuannya memproduksi vaksin Covid-19 untuk bekerja sama dengan negara lain. Kebijakan luar negeri yang ditetapkan Cina telah diimplementasikan ke negara-negara miskin yang kesulitan memperoleh vaksin.
“Cina juga menawarkan vaksin hasil produksinya kepada negara miskin secara cuma-cuma. Tentu dengan imbalan kerja sama diplomatik antar negara untuk kepentingan jangka panjang,” imbuhnya.
Salah satu kerjasama bilateral yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah bekerjasama dengan Cina dalam hal pengadaan vaksin. Hubungan diplomasi bilateral antara Cina dengan Indonesia sudah berlangsung cukup lama. Hal tersebut ditandai dengan adanya kerjasama antara China dan Indonesia melibatkan banyak bidang seperti budaya, ekonomi, dan politik.
Indonesia termasuk dalam daftar negara prioritas distribusi vaksin dari Cina. Kerja sama vaksin dengan Cina terbilang cukup kuat karena Cina merupakan mitra dagang utama Indonesia.
“Berkat diplomasi vaksin, Indonesia berhasil memenuhi stok vaksin untuk kebutuhan penduduk. Diplomasi vaksin juga dimanfaatkan agar negara berpenghasilan rendah mendapat akses yang sama,” tutupnya. (Reta)*