BANDUNG, unpas.ac.id – Podcast diperkirakan menjadi industri baru yang menjanjikan bagi para pembuat konten. Semula, podcast hanya memanfaatkan media audio, namun kini mulai merambah ke media visual.
Namun, meroketnya popularitas podcast belum sejalan dengan kemampuan penyiaran yang mumpuni. Faktor ini membuat masyarakat enggan memulai produksi podcast dan memilih untuk sekadar jadi pendengar.
Guna mengatasi hal tersebut, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Pasundan menggelar pelatihan pembuatan podcast pada kegiatan pengabdian masyarakat di Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Bandung, Rabu (23/2/2022) lalu.
Pelatihan ini ditujukan kepada kelompok pemuda di Karang Taruna Berkarya. Kegiatan PKM berupa pemaparan materi oleh dosen Ilkom Unpas, M. Fazri Candra, S.I.Kom., M.I.Kom yang juga host Podcast Simamaung.
“Aspek-aspek yang disampaikan antara lain langkah-langkah pembuatan podcast, cara menggunakan peralatan podcast, menentukan target pendengar, dan cara promosi konten di platform media sosial,” katanya.

Sebuah konten, kata dia, harus dikemas dengan kreatif dan fresh agar audiens tertarik untuk menyimak. Pilihan konteks juga beragam, mulai dari branding potensi daerah, edukasi, QnA, tips, komedi, motivasi, inspirasi, hingga konten yang relate dengan kehidupan sehari-hari.
“Membuat podcast tidak seperti siaran radio, ada banyak aplikasi yang bisa digunakan untuk merekam dan mempublikasikan podcast. Sangat fleksibel, mudah, murah, dapat didengar di mana saja dan kapan saja,” ucapnya.
Selain memberikan pengarahan, tim PKM FISIP Unpas juga bakal melakukan pendampingan praktik produksi siaran podcast guna meningkatkan skill komunikasi yang lebih efektif.
Ia yakin, potensi kreatif anak muda Cigadung umumnya dan Karang Taruna Berkarya khususnya dapat tersalurkan melalui podcast, terlebih dengan dukungan media digital.
“Para pemuda mesti memaksimalkan teknologi, gunakan media sosial sebagai sarana informasi dan promosi yang efektif dan efisien. Karang Taruna Berkarya harus jadi corong kreativitas di Cigadung,” ujarnya berpesan. (Reta)*