BANDUNG, unpas.ac.id – Perguruan tinggi dituntut untuk terus meningkatkan penelitian, baik yang bersifat multidisiplin maupun interdisiplin.
Hal ini penting bagi perguruan tinggi yang bercita-cita menjadi entrepreneurial university sekaligus memenuhi kebutuhan industri 4.0.
Dosen diharapkan dapat bersinergi melahirkan inovasi, serta membantu memecahkan masalah di masyarakat dan industri melalui kegiatan penelitian.
Hadirnya program Matching Fund dan platform Kedaireka membuka peluang antara perguruan tinggi dengan dunia industri.
Di tahun 2022, Kemendikbudristek bahkan menggelontorkan dana Matching Fund senilai 1,4 triliun rupiah untuk menyokong penelitian dosen.
Upaya tersebut tak lain untuk meningkatkan iklim penelitian di perguruan tinggi dan mendorong hilirisasi penelitian, sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri.
“Banyak hasil penelitian di perguruan tinggi yang kesulitan untuk mencapai ranah industri. Matching Fund dan Kedaireka hadir untuk menjembatani itu,” jelas Analis Kebijakan Ahli Mada Ditjen Dikti, Drs. Endang Taryono pada Sosialisasi Matching Fund 2022 di Univeristas Pasundan.
Meski sudah ada penelitian yang bertujuan menghasilkan produk, namun sebagian besar dosen masih melaksanakan penelitian dasar yang hasilnya tidak bisa dirasakan masyarakat.
“Matching Fund mengajak insan perguruan tinggi untuk memperbanyak penelitian terapan supaya bisa menghasilkan produk-produk riil yang dibutuhkan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI),” ujarnya.
Peningkatan hilirisasi riset di perguruan tinggi akan memperkuat ekosistem inovasi nasional yang berperan memajukan daya saing Indonesia di ranah global.
“Bantuan Matching Fund dan Kedaireka membuat dosen termotivasi untuk melakukan penelitian terapan dibanding penelitian dasar,” tutupnya. (Reta)*