BANDUNG, unpas.ac.id – Banyak prestasi yang ditorehkan mahasiswa maupun alumni dari Universitas Pasundan. Salah satunya Resti Nopita Nurhasanah yang merupakan lulusan terbaik dengan IPK 4.0 dari Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Resti Nopita Nurhasanah berhasil mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Rumania melalui Kementerian Kewirausahan dan Pariwisata Rumania pada tahun 2022. Saat ini ia tengah menempuh pendidikan S2 di Ovidius University of Constanta di bidang Economics and International Affairs, dengan spesialisasi di International Business Management.
Sejak kecil Resti Nopita Nurhasanah memiliki impian untuk melihat dunia, itu sebabnya perempuan kelahiran 1998 ini sebelumnya memilih kuliah di Prodi Ilmu Hubungan Internasional Unpas untuk lebih mengenal dunia lebih dekat sebelum benar-benar menjelajahinya.
“Lulus sarjana, saya memutuskan untuk mencari beasiswa ke luar negeri, dengan Eropa sebagai tujuan utama. Selain dorongan pribadi untuk melihat dunia, saya juga termotivasi oleh lingkungan keluarga. Terutama kakek saya yang merupakan seorang petani buta huruf yang sangat memahami pentingnya pendidikan. Ayah saya juga aktif dalam bidang pendidikan,” kata Resti Nopita Nurhasanah, Senin (2/9/2024).
Resti merupakan satu-satunya pelajar dari Indonesia yang diterima dalam program beasiswa tersebut. Ia berangkat pada 14 Desember 2022 silam. Di tengah perjalanan pendidikannya, alumni Unpas ini tidak hanya belajar Bahasa Rumania, tetapi juga menghadapi keberagaman di kelas preparatory year.
Aktif Berorganisasi

Pengalamannya mempresentasikan Indonesia dalam Bahasa Rumania di hadapan pelajar internasional menjadi salah satu momen yang tak terlupakan. Resti juga sangat dekat dengan dosen dan mahasiswa di sana. Hal ini yang membuat suasana belajar semakin nyaman dan ia juga berkesempatan mengikuti volunteering di Polandia dan Jerman.
Pada tahun ini, Resti juga lulus seleksi Youth Exchange ke Krosia dan mengikuti pertukaran pelajar ke University of Zaragoza, Spanyol dari 2024-2025. Perempuan 26 tahun ini juga aktif sebagai Ketua Divisi Media dan Komunikasi di Perhimpunan Pelajar Indonesia di Rumania, Wakil Sekretaris Jenderal di Perhimpunan Pelajar Dunia Kawasan Amerika-Eropa, menulis artikel di media online dan sedang dalam proses menulis buku, citizen journalist serta berbagi seputar studi di luar negeri melalui akun YouTubenya.
Menurutnya mendapatkan beasiswa untuk studi ke luar negeri tidak mudah. Namun mimpi ini dapat diwujudkan jika terus berusaha dan memiliki tujuan yang jelas. Ia mengatakan prosesnya memang cukup panjang dan perlu persiapan yang matang. Salah satunya kemampuan berbahasa asing.
“Tips yang bisa diterapkan oleh para pencari beasiswa adalah menjaga nilai akademik yang baik, terlibat dalam organisasi, aktif dalam kegiatan sosial, mengikuti kegiatan yang relevan dengan bidang studi, mempersiapkan kemampuan bahasa asing, mempersiapkan aplikasi beasiswa dengan matang, mencoba setiap kesempatan yang sesuai, menerima kegagalan dan bangkit kembali,” terangnya.
Kisah Pribadi Memilih Kuliah di Unpas

Resti memutuskan untuk melanjutkan studi di Unpas dengan memilih Prodi Ilmu Hubungan Internasional didasarkan pada beberapa alasan utama. Yakni Unpas memiliki akreditasi yang unggul, baik di tingkat universitas maupun jurusan, serta reputasi yang kuat dalam jaringan internasional. Hal itu sangat penting bagi pengembangan karier di bidang hubungan internasional.
“Selain itu, universitas ini dikenal memiliki lingkungan akademik yang mendukung, dengan fokus pada pengembangan kompetensi global, yang sejalan dengan tujuan karier saya,” ujarnya.
Selain alasan akademis, ada kisah pribadi yang kuat di balik keputusannya memilih Unpas. Ambisi besar untuk belajar, menjadi lulusan terbaik berakar dari cerita ayahnya. Dulu, ayahnya sempat kuliah di Universitas Pasundan pada tahun 1987, mengambil jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sayangnya, langkahnya terhenti pada semester 5 karena suatu hal. Kisah ayahnya menjadi motivasi kuat bagi Resti untuk melanjutkan mimpinya.
“Ketika saya memasuki Gedung Sabuga di hari pertama orientasi, saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya akan menjadi lulusan terbaik dan memberikan pidato yang dipersembahkan untuk ayah dan ibu saya. Alhasil, saya benar-benar menjadi lulusan terbaik jurusan ilmu hubungan internasional,” katanya.
Kegiatan Selama jadi Mahasiswa Unpas

Selama menjadi mahasiswa di Unpas, Resti tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik dengan mengikuti setiap mata kuliah secara serius, tetapi juga aktif dalam berbagai organisasi dan kegiatan yang mendukung pengembangan diri serta keterampilan profesional.
“Saya terlibat dalam Himpunan Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional (HIMHI) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Unpas, di mana saya berperan dalam berbagai kegiatan dan proyek yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan kepemimpinan di kalangan mahasiswa,” kata Resti.
Dalam himpunan, ia juga terlibat dalam penyelenggaraan seminar, diskusi publik, dan workshop yang membahas isu-isu terkini dalam hubungan internasional, yang membantu memperdalam pemahamannya tentang dinamika global. Sedangkan di BEM FISIP, Resti berpartisipasi dalam program-program advokasi mahasiswa dan pengembangan komunitas, yang memberikannya pengalaman dalam merancang dan melaksanakan kegiatan yang berdampak pada masyarakat luas.
Selain aktif dalam organisasi, Resti juga memanfaatkan waktu luang dengan menulis esai yang berkaitan dengan isu-isu internasional, yang tidak hanya meningkatkan keterampilan analitisnya tetapi juga membuka peluang untuk mengikuti kompetisi penulisan di tingkat nasional dan internasional
“Saya juga berpartisipasi dalam program sukarela (volunteering), yang tidak hanya memperkaya pengalaman sosial saya, tetapi juga memperkuat rasa tanggung jawab sosial sebagai calon profesional di bidang hubungan internasional,” imbuhnya.
Guna untuk mendukung minatnya di bidang diplomasi, Resti mengikuti short diplomatic course dan International Model United Nations (MUN). Melalui kegiatan ini, ia memperoleh wawasan praktis tentang diplomasi, negosiasi, dan dinamika hubungan internasional yang sebenarnya. Serta berkesempatan untuk berinteraksi dengan mahasiswa dan profesional dari berbagai negara, yang memperluas jaringan dan pemahaman saya tentang berbagai perspektif global.
“Keterlibatan saya dalam berbagai kegiatan ini tidak hanya memperkaya pengalaman saya selama kuliah, tetapi juga mempersiapkan saya dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk berkarier di bidang hubungan internasional,” pungkasnya. (Rani)
