BANDUNG, unpas.ac.id – Sebanyak 62 Perguruan Tinggi Swasta, 990 Mahasiswa dan 99 Dosen Pembimbing Lapangan disebar di 30 Kecamatan dan 99 Kelurahan pertanggal 1 November hingga 30 November 2024 untuk Program Penanganan Sampah di Kota Bandung. Selain itu, program ini guna membantu memberikan edukasi dan inovasi kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
LLDikti IV-Tim Universitas Pasundan telah menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) dan Komitmen Bersama di Kelurahan Pasirkaliki, Kota Bandung pada Kamis (7/11/2024) lalu. Kegiatan FGD ini merupakan bagian dari koordinasi di kewilayahan dan juga rangkaian dari Pengabdian Pada Masyarakat kolaborasi LLDikti Wilayah IV Jawa Barat, Perguruan Tinggi Swasta dan Pemerintah Kota Bandung dalam program penanganan sampah.

Kegiatan ini dihadiri oleh Lurah Pasirkaliki, seluruh Ketua RW dan perwakilan RT Kelurahan Pasirkaliki, serta Pendamping Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung.
Dosen Pendamping Lapangan (DPL) LLDIKTI IV Tim Unpas, Dhini Ardianti mengatakan bahwa kegiatan FGD ini dilakukan untuk menyepakati sistem pemilahan sampah di Kelurahan Pasir Kaliki.
“Perlu ada komitmen bersama dari warga untuk mulai menyadari pentingnya mengelola sampah,” kata Dhini.
Dhini menyampaikan FGD ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah penanganan sampah di seluruh RW. Mulai dari RW 01 sampai RW 10. Menurutnya harus ada komitmen bersama untuk menghadapi darurat sampah di Bandung Raya ini.
Dhini menambahkan langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh tim Unpas adalah edukasi kepada warga sekaligus monitoring ketaatan pemilahan sampah kepada warga serta perbaikan infrastruktur dan struktur di rumah maggot Kelurahan Pasirkaliki agar sampah yang terkumpul bisa terolah dengan baik.
“Setelah sistem disepakati, kita akan melakukan edukasi door to door, dan monitoring bersama mahasiswa untuk pendataan kepatuhan warga dalam memilah sampah,” tambahnya.
Setelah itu, timnya juga akan membantu dari berbagai background keilmuan. Mulai dari Program Studi Teknik Lingkungan, Perencanaan Wilayah dan Kota, Ilmu Komunikasi, Administrasi Publik, Kesejahteraan Sosial, dan Pendidikan Biologi.
Lurah Pasirkaliki Bondan Prabu Nur’alam menuturkan FGD yang dilakukan oleh tim LLDIKTI IV- Tim Unpas adalah langkah awal untuk mengantisipasi darurat sampah yang terjadi saat ini.
“Kegiatan FGD dapat membantu warga kelurahan Pasirkaliki dalam mengurangi ritasi sampah. Warga merespon dengan baik kegiatan ini, terjadi peingkatan informasi juga dari warga yang hadir di FGD kemarin. Semoga dengan adanya kegiatan ini, terjadi perubahan drastis ritasi sampah ke TPS Cicendo,” harapnya.
Keterbatasan Lahan Pembuatan Rumah Maggot

Sementara itu, Pengelola Rumah Maggot Pasirkaliki Ade Gunawan mengungkapkan bahwa hambatan terbesar di Rumah Maggot Pasirkaliki adalah keterbatasan lahan. Hal ini lah yang menyebabkan pengolahan maggot menjadi tidak optimal.
“Target sampah organik yang masuk itu 600 kilogram. Saat ini yang masuk ke rumah maggot rata-rata 100-180 kilogram per hari. Untuk pengolahan sampah, kendala terbesarnya kita di konstruksi lahan terbatas,” ungkapnya.
Menurutnya jika lahannya diperluas lagi, Ade yakin bisa mengolah maggot dengan maksimal. Ia berharap ada lahan yang bisa dijadikan tempat mengolah sampah organik yang masuk.
“Nah ini yang perlu dibantu koordinasi. Kalau alat pencacah alhamdulillah kemarin ada bantuan dari pak Lurah, jadi kita bisa cepat ngolahnya untuk ngasi pakan ke maggot-maggotnya ini,” pungkasnya.
Sosialisasi di Kelurahan Tamansari

Selain di Kelurahan Pasir Kaliki, LLDikti IV-Tim Unpas juga melakukan sosialisasi di Kelurahan Tamansari, Kota Bandung. Selain itu, pihaknya juga melakukan pendampingan saat edukasi dan mencatat sampah masuk ke rumah maggot yang ada di Kawasan tersebut. (Rani*)
