BANDUNG, unpas.ac.id – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Pasundan (Unpas) menyelenggarakan kegiatan “MPR RI Goes to Campus” dengan tema Urgensi Transisi Energi Mencegah Dampak Perubahan Iklim, yang digelar di Aula Mandala Saba Ir. H. Djuanda, Gedung Rektorat Kampus II Unpas Tamansari, Rabu (30/4/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan MPR RI ke sejumlah perguruan tinggi di Bandung.
Seminar nasional ini dihadiri oleh Wakil Ketua MPR RI Dr. Eddy Soeparno, S.H., M.H. sebagai narasumber, Rektor Unpas Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc., Wakil Ketua MPR RI Dr. Eddy Soeparno, S.H., M.H., Wakil Rektor Belmawabud Unpas Prof. Dr. Cartono, S.Pd., M.Pd., M.T, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Sumber Daya, Keuangan, dan Sistem Informasi Unpas Prof. Dr. H. Yudi Garnida, M.P., para Dekan, Wakil Dekan, dan Ketua BEM Unpas Rendy Asharila Munajat beserta jajarannya. Sebanyak 250 peserta turut hadir dalam kegiatan yang menyoroti isu perubahan iklim dan energi berkelanjutan ini.

Ketua Pelaksana Hierafani Ratu Aisha menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mengedukasi mahasiswa dan masyarakat mengenai pentingnya transisi energi dalam menghadapi ancaman perubahan iklim.
“Seminar ini menghadirkan langsung pimpinan MPR RI sebagai narasumber dan menjadi wadah untuk menyuarakan kekhawatiran masyarakat akan krisis iklim,” ujarnya.

Rektor Unpas Prof. Azhar menyambut baik kegiatan ini sebagai momentum penting untuk memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan lembaga legislatif. Menurutnya, tantangan energi nasional dari sisi ketersediaan, ketahanan, hingga pemanfaatan energi terbarukan menuntut kolaborasi lintas sektor, termasuk peran aktif perguruan tinggi.
Prof. Azhar juga menyampaikan bahwa Unpas telah mengembangkan teknologi pengolahan sampah menjadi energi listrik, gas, dan bahan bakar minyak, yang diterapkan di desa binaan Unpas sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap lingkungan.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menekankan pentingnya transisi energi dalam rangka mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen di era pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Kita harus meningkatkan pasokan energi nasional, tapi tetap memperhatikan aspek lingkungan. Ironisnya, saat ini kita masih sangat bergantung pada impor energi, padahal Indonesia punya potensi besar dari sumber daya terbarukan,” katanya.
Eddy menambahkan bahwa RUU Energi Baru dan Terbarukan (EBET) saat ini sudah dalam tahap finalisasi di DPR dan akan menjadi landasan penting bagi kebijakan energi nasional ke depan.

Ia juga mendorong kampus-kampus untuk aktif terlibat dalam penyusunan kebijakan berbasis riset dan menyatakan kesiapan MPR RI untuk memfasilitasi peran kampus dalam aspek legislasi, pengawasan, dan kolaborasi dengan pemerintah.
“Semoga Universitas Pasundan menjadi kampus kelas dunia yang mendukung visi Indonesia Emas 2045,” tutupnya. (Rani)
