BANDUNG, unpas.ac.id – Ancaman resesi dan tren kenaikan suku bunga berdampak besar pada ekonomi nasional.
Guna meredam lonjakan inflasi dan mengantisipasi ancaman resesi, belum lama ini Bank Indonesia menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 4,75 persen.
Ancaman resesi mesti disikapi oleh seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali kaum milenial di usia produktif 25-40 tahun.
Pengamat Ekonomi dan Dosen Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi mengatakan, kaum milenial harus mulai berpikir tentang risiko keuangan.
Meski kaum milenial umumnya sudah mengantongi penghasilan, namun resesi akan menimbulkan ketidakpastian mengenai kondisi perekonomian mendatang.
Tips Hadapi Ancaman Resesi
Menghadapi ancaman resesi, Acuviarta membagikan sejumlah tips untuk kaum milenial.
“Milenial harus lebih selektif dalam konsumsi karena bujet kita terbatas atau istilah ekonominya Budget Constraint (kendala anggaran),” ujarnya, Sabtu (5/11/2022).
Ia menambahkan, penting untuk mengatur skala prioritas, memiliki dana darurat, dan tidak menambah utang dengan suku bunga tinggi.
“Sebisa mungkin gunakan dana pribadi, jangan dana perbankan apalagi dana ilegal seperti pinjaman online yang memiliki bunga tinggi,” sambungnya.
Dari segi laju bisnis, Acuviarta menyebut tetap ada potensi pasar, namun dengan segmentasi harga yang sedikit lebih rendah dibanding situasi biasa.
“Cari strategi yang tepat untuk menekan harga, karena pasti ada respons terkait pendapatan masyarakat,” jelasnya.
Acuviarta juga menyarankan agar milenilai mulai mengembangkan komunitas atau memperluas jejaring.
Di samping itu, pemerintah pun bertugas mengoptimalkan peran penduduk usia produktif sebagai motor pembangunan nasional.
“Sekarang kan zamannya digitalisasi, maka maksimalkan untuk networking. Bisnis milenial juga harus punya identitas atau ciri khas agar tetap bertahan jika resesi benar-benar terjadi,” tukasnya. (Reta)**
