BANDUNG, unpas.ac.id – Guna memperkaya wawasan keuangan dan topik investasi global bagi mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpas gelar kuliah umum internasional bertajuk “Can the RMB Become an International Investment Currency? Lessons from Major Currencies” di Mandala Saba Ir. H. Djuanda Kampus II Unpas, Senin (16/12/2024).
Pemateri pada kuliah umum ini yaitu Prof. Jiyoun An, Profesor sekaligus Wakil Dekan dari College of International Studies Kyung Hee University, dihadiri secara luring oleh 100 mahasiswa FEB dan daring oleh mahasiswa Pascasarjana.
Kegiatan ini juga merupakan jalinan kerja sama antara Unpas melalui FEB dengan sejumah institusi pendidikan di Korea Selatan.
“Kami ucapkan terima kasih atas kerja sama yang selama ini dijalin antara Universitas Pasundan bersama dengan Kyughee University, kontribusi yang baik pagi pengembangan dunia akademik dalam hal ini kajian mengenai bidang ekonomi,” kata Rektor Unpas Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc. saat membuka acara.

Diadakannya kuliah umum menurut Rektor, merupakan upaya dalam memperkuat komitmen perguruan tinggi untuk ikut serta menjadi solusi mengatasi masalah global, bertukar gagasan, pengetahuan, dan memperkuat kesepahaman untuk menghadapi tantangan zaman.
Materi pada kuliah umum ini yaitu membedah soal Renminbi (RMB) sebagai mata uang investasi internasional. Mata uang asal Tiongkok ini mendapat banyak perhatian secara global karena otoritas setempat mendorong peningkatan secara internasional penggunaan RMB.
“Latar belakang dalam kajian ini yaitu ada beberapa poin di antaranya mengenai kebangkitan Tiongkok dan penurunan pangsa pasar ekonomi global Amerika Serikat, serta kebijakan negara tentang internasionalisasi RMB,” kata Prof. Jiyoun.

Ia juga menjelaskan, kebijakan internasionalisasi RMB ini sudah mulai proaktif setelah krisis keuangan global pada tahun 2008. Sementara itu, kebijakan utama dalam hal ini didasarkan juga pada penggunaan RMB yang sudah dilakukan dalam perdagangan dan investasi, juga liberalisasi neraca modal secara bertahap.
Infrastruktur yang telah mendukung penggunaan RMB secara global di antaranya ada 40 negara yang sudah menjalin kesepakatan mengenai pertukaran mata uang. Prof. Jiyoun juga mengkaji beberapa perbandingan dengan mata uang asing lainnya seperti USD, EUR, GBP, JPY, AUD dengan RMB.
“Dalam mata uang investasi posisi USD masih sangat dominan, sehingga saat ini belum memberikan dampak signifikan terhadap penggunaan mata uang asal Amerika Serikat tersebut,” katanya.

Kebijakan efektif yang meningkatkan perkembangan pasar keuangan dan stabilitas ekonomi menjadi hal penting untuk membangun kepercayaan internasional terhadap RMB.
“Saat ini proporsi aset RMB masih kecil, namun memiliki prospek pertumbuhan yang cepat, hal tersebut juga bergantung pada perkembangan keuangan Tiongkok,” imbuhnya. (RicoB)
