BANDUNG, unpas.ac.id – Krisis ekonomi global akibat pandemi Covid-19 berakibat pada merosotnya stabilitas sistem keuangan. Dunia diprediksi menghadapi tantangan ekonomi yang lebih kompleks dan akan menjadi resesi terburuk sejak The Great Depression (1929-1939).
Sehubungan dengan urgensi tersebut, Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMHI), FISIP Universitas Pasundan menggelar webinar nasional “Economic Strategy: Global Economic Challenges After the Pandemic Crisis”, Kamis (21/4/2022).
Hadir sebagai narasumber, Pakar Ekonomi Universitas Indonesia Faisal H. Basri, S.E., M.A., Pakar Politik Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah, M.AIR., Ph.D., dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto.
Menurut Pakar Ekonomi UI Faisal Basri, pandemi Covid-19 telah membuka kotak pandora atau fakta yang menunjukkan bahwa struktur ekonomi Indonesia rapuh. Krisis kali ini berbeda dengan The Great Depression yang dipicu sektor keuangan.
Ia menilai, masalah perekonomian Indonesia didominasi faktor domestik. Untuk itu, penyembuhan krisis ekonomi harus menggunakan pola pikir baru, lintas disiplin, dan melibatkan semua kepentingan.
“Sebelum pandemi Covid-19 melanda, detak jantung ekonomi Indonesia memang sudah lemah. Perbankan mengalami kondisi krisis dan belum mencapai pemulihan, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) tinggi, hingga masifny eksploitasi sumber daya ekstraktif,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi domestik dinilai masih kuat seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Hingga triwulan I 2022, perbaikan ekonomi terus berlanjut, didukung oleh peningkatan konsumsi, investasi non-bangunan, dan lain-lain.
Sejumlah indikator dini pada Maret 2022 mengindikasikan adanya pemulihan ekonomi domestik, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen, dan PMI manufaktur.
“Ditopang juga dengan kinerja positif di berbagai lapangan usaha, seperti industri pengolahan, perdagangan, transportasi, pergudangan, serta informasi dan komunikasi,” jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto.
Pakar Politik HI Unpad Teuku Rezasyah mengatakan, akibat pandemi Covid-19, Indonesia yang diproyeksikan sebagai negara dengan PDB terbesar ke-4 di dunia pada 2030 kembali turun sebagai negara berpenghasilan menengah ke bawah, sejalan dengan turunnya pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita.
“Dampaknya dapat menurunkan minat investasi asing, melemahkan daya saing ekonomi dan bisnis, mengurangi dukungan pembiayaan bank dunia dan negata lain, serta mempengaruhi bunga utang luar negeri,” katanya.
Indonesia dapat mengimplementasikan strategi Good Governance, meliputi pemberlakuan tata kelola pemerintahan yang baik, menerapkan prinsip SDGs, menjaring pimpinan di tingkat legislatif dan eksekutif dengan transparan.
“Perlu juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mempraktikkan pembangunan yang sejalan dengan stabilitas negara, mempertahankan nama baik Indonesia di mata dunia, dan mampu menggerakkan PBB untuk mendukung proses demokrasi dan pembangunan nasional,” tutupnya. (Reta)*