BANDUNG, unpas.ac.id – Ketua IDI Kota Bandung dr. R. Dadan Gardea Gandadikusumah, Sp.OT. meninjau Pekan Vaksinasi Covid-19 dosis kedua bagi keluarga besar Unpas, mahasiswa, dan umum yang diselenggarakan di Kampus V, Jalan Sumatera No. 41, Kota Bandung.
Ia mengapresiasi program vaksinasi Unpas sebagai bentuk dukungan percepatan penanganan Covid-19 dan membantu menjalankan amanat Wali Kota Bandung, khususnya dalam mencapai target persentase herd immunity.
“Alhamdulillah, saya lihat kondisi peserta sehat, termasuk petugasnya. Sesuai amanat Wali Kota Bandung, bahwa September ini Kota Bandung diharapkan bisa memenuhi target kekebalan kelompok hingga 70 persen,” terangnya.
Ia menekankan, vaksinasi bukan berarti kebal, namun bentuk ikhtiar untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap ancaman virus Covid-19. Faktor utamanya tentu tetap menjaga protokol kesehatan 5M.
“Saya harap, peserta yang sudah divaksin dosis kedua terus mematuhi protokol kesehatan, menaikkan imunitas dengan makan makanan bergizi dan berolahraga,” katanya.
Disinggung soal pembelajaran tatap muka di perguruan tinggi, ia mengembalikan kebijakan tersebut kepada kampus masing-masing. Idealnya, kegiatan perkuliahan dapat dimulai jika PPKM daerah sudah dipastikan dalam level aman.
Pelaksanaan vaksinasi di lingkungan kampus juga harus mencakup 70 persen dan sisanya bisa dimulai pada trimester pertama. Untuk itu, IDI Cabang Kota Bandung, Pemkot Bandung, dan Dinkes Kota Bandung terus menggalakkan vaksinasi massal untuk mencapai target tersebut.
“Vaksinasi massal masih dilaksanakan di berbagai tempat, sekaligus merayakan hari jadi Kota Bandung. Selain mahasiswa, kita juga konsen ke anak sekolah karena mereka sudah mulai belajar tatap muka, meski baru 50 persen,” ujarnya.
Menurutnya, walaupun vaksinasi sudah semakin masif, namun hingga kini masih menghadapi beberapa kendala. Salah satunya orang tua peserta didik yang belum mengizinkan anaknya untuk divaksinasi. IDI Cabang Kota Bandung tengah mengkaji dan menganalisis agar tidak salah mengambil langkah.
“Kami harus meluruskan dan mempelajarinya dulu, karena tidak semua orang tua memberi izin. Jika mereka sudah benar-benar yakin kalau vaksin yang digunakan aman, maka vaksin bisa diberikan menyeluruh,” sambungnya.
Melihat kondisi saat ini, baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi, IDI Cabang Kota Bandung menyarankan untuk tidak terburu-buru membuka pembelajaran tatap muka, terlebih bulan lalu sempat terjadi lonjakan kasus Covid-19. (Reta)*