Impian Khilda Baiti Rohmah akhirnya terwujud. Mahasiswa Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Unpas ini berhasil jadi juara pertama (juara favorit) Danamon Award 2011 dan menerima hadiah medali dan uang tunai Rp 55 juta. Selain tampil sebagai juara pertama, Khilda juga dinyatakan sebagai peserta termuda sepanjang kegiatan Danamon Award.
Pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah dilaksanakan di Balai Kartini, Jakarta, Jumat petang 4 November 2011 oleh Direktur Utama Bank Danamon, Henry Ho didampingi Komisaris PT Bank Danamon Tbk, JB Kristiadi. Acara itu juga dihadiri Dekan Fakultas Teknik Unpas, Dr. Yudi Garnida dan beberapa keluarga besar Fakultas Teknik serta kedua orangtua Khilda.
“Alhamdulillah…” kata Khilda, ketika dihubungi melalui telepon genggamnya, beberapa saat setelah acara usai.
Kemenangan Khilda ditentukan oleh dukungan melalui sms dan online. Ketika dukungan itu ditutup 30 Oktober 2011, pada website Bank Danamon tampil bahwa Khilda menduduki peringkat kedua dari dukungan melalui sms sedangkan pada dukungan online menduduki peringkat pertama. Setelah dilakukan perhitungan ulang, Khilda dinyatakan sebagai pemenang menyisihkan dua finalis lainnya yang menduduki peringkat tertinggi.
“Fakultas Teknik mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, khususnya Rektor Unpas, yang telah mendukung Khilda,” kata Dekan Fakultas Teknik, Dr. Yudi Garnida.
Dara kelahiran Bandung, 14 Juli 1988 ini adalah sosok wanita muda yang istimewa. Selain sebagai mahasiswa semester akhir di Teknik Lingkungan Universitas Pasundan, Bandung, Khilda dikenal sebagai trainer yang menampilkan ‘Semangat Bisa’ dengan program Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat.
Khilda adalah anak tertua dari enam bersaudara. Berasal dari keluarga sederhana, sejak kelas 1 SMP, mulai bekerja untuk membantu meringankan biaya orang tua. “Hidup adalah sebuah perjuangan”, itu kalimat pertama yang menggambarkan hidupnya. Sejak 2006, dia masuk salah satu LSM lingkungan di Bandung. Awalnya hanya iseng, karena dia menjadi volunteer termuda kala itu. (selengkapnya baca Media Unpas No. 10 Oktober 2011).
Khilda mendorong pemanfaatan daur ulang sampah untuk industri rumah tangga. Khilda mengajak ibu-ibu PKK untuk mengelola sampah. Melalui program “Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat”, Khilda berhasil meningkatkan pendapatan para pengelola sampah sekitar Rp 350.000 setiap satu kali penjualan produk daur ulang dari pemanfaatan sampah menjadi kerajinan dan pengolahan kompos. Sebelumnya Khilda pun memberikan penyuluhan mengenai pengelolaan sampah, mengajarkan cara membuat kompos, mengolah sampah plastik menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual.
Menurut Khilda, ke depannya pengelolaan sampah tidak semata-mata dibebankan pada petugas sampah. “Masyarakat juga mesti terlibat dalam pengelolaan sampah,” ujarnya.**