BANDUNG, unpas.ac.id – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pasundan menggelar Orientasi Akademik Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang I 2024 di Mandala Saba Ir. H. Djuanda, Jumat (19/1/2024).
Orientasi diikuti 191 mahasiswa dari 4 bidang studi, yaitu PPKn (23 orang), Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (23 orang), Pendidikan Matematika (28 orang), dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (117 orang).
Orientasi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Belmawabud Dr. Cartono, M.Pd., M.T. mewakili Rektor. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan FKIP Unpas sebagai LPTK penyelenggara PPG Prajab, sekaligus memberikan gambaran umum tentang perkuliahan PPG Prajab.
Koordinator PPG Unpas Dr. H. Dadang Iskandar, M.Pd. menyebut, setiap tahun tingkat kelulusan mahasiswa PPG Prajab Unpas selalu mencapai 100 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa PPG Prajab Unpas memiliki rekam jejak yang baik dalam menghasilkan lulusan yang kompeten.
Nantinya, mahasiswa PPG Prajab akan menempuh pendidikan selama dua semester dengan beban 39 SKS. Selama masa pendidikan, mahasiswa diharapkan mampu mengoptimalkan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan mengasah keterampilan yang diperlukan seorang guru profesional.
“Tahun ini, PPG Prajab Unpas didominasi mahasiswa asal Jawa Barat dengan sebaran daerah terbanyak yaitu Kota Bandung (48 orang), Kabupaten Bandung (29 orang), Kabupaten Garut (21 orang), dan Kabupaten Sumedang (19 orang),” sebutnya.
Dekan FKIP Unpas Dr. Hj. Dini Riani, S.E., M.M. mendorong mahasiswa PPG Prajab Gelombang I 2024 untuk menjalani perkuliahan dengan penuh tanggung jawab, sehingga persentase kelulusan dapat terus dipertahankan.
Ia juga berkesempatan menyampaikan materi tentang visi misi Unpas dan FKIP Unpas. Ia menggarisbawahi komitmen universitas dan fakultas dalam memberikan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Selain itu, peserta orientasi juga menerima materi mengenai pola PPG Prajab 2024, pembelajaran dan asesmen PPG Prajab 2024, dan pengenalan Learning Management System (LMS).
Menjadi Guru Profesional
Sementara pada sambutan Warek Bidang Belmawabud Dr. Cartono, M.Pd., M.T., mahasiswa diminta untuk menjadikan profesi guru tidak hanya sebagai investasi dunia, tapi juga investasi akhirat.
Dengan cara pandang demikian, maka akan lahir guru-guru yang profesional. “Profesionalisme akan menumbuhkan etos kerja, semangat, idealisme, dan komitmen untuk menciptakan perubahan positif di dunia pendidikan. Guru bukan sekadar pekerjaan, tapi panggilan jiwa untuk memberikan kontribusi besar bagi warna dan peradaban negeri ini,” tegasnya.
Ia menekankan, di era perkembangan teknologi, guru bukan satu-satunya sumber pengetahuan. Ditunjang berbagai kemudahan, peserta didik bisa belajar dengan siapa saja, di mana saja, dan dengan cara apa saja.
“Istilah ‘digugu dan ditiru’ tidak lagi berlaku sepenuhnya. Anda harus menjadi fasilitator bagi peserta didik untuk mengembangkan potensinya. Jangan menjadi orang yang generalis, tapi spesialis di bidang ilmunya masing-masing dengan tetap bersikap dan berpandangan kolaboratif. Begitulah cara kita untuk terus berkembang dan memberikan manfaat maksimal bagi generasi yang kita didik,” pungkasnya. (Reta)**